Suara.com - Setiap orang pasti pernah mengalami lupa. Tetapi ada kondisi lupa yang mesti kita sadari. Karena bisa jadi itu merupakan sebuah tanda penyakit.
Dokter spesialis saraf dr. Sri Budhi Rianawati Sp.S (K) menjelaskan bahwa lupa normal hanya memerlukan waktu beberapa saat untuk mengingat kembali dan tidak sampai mengganggu fungsi otak. Lupa normal biasanya terjadi saat seseorang kurang konsentrasi.
"Lupa normal hanya terjadi saat kurang konsentrasi. Kemudian lupa sama nama orang namun memang jarang ketemu itu masih wajar," jelas Sri dalam webinar Festival Bulan Alzheimer Sedunia, Minggu (20/9/2020).
Ia menambahkan, lupa normal juga tidak akan mengganggu kehidupan sosial seseorang yang mengalaminya. Selain itu, masih mampu mengingat hal yang dianggapnya penting. Walaupun sesekali lupa dengan arah yang akan dituju, tetapi kondisi itu tidak akan sampai membuatnya tersesat.
Berbeda dengan lupa tidak normal. Sri menyampaikan dalam kedokteran lupa tidak normal disebut juga demensia atau terjadi penurunan daya ingat dan adanya gangguan pada otak.
"Jadi demensia sendiri adalah sekumpulan gejala dari penurunan fungsi otak. Fungsi otak ada macam-macam. Untuk daya ingat, atensi, konsentrasi kemudian berbahasa. Kalau hanya satu saja mungkin masih belum disebut demensia," paparnya.
Lupa yang demensia, lanjut Sri, bisa menyebabkan gangguan aktivitas sehari-hari bahkan mengganggu kehidupan sosial. Tanda paling parah, menurutnya, bisa menyebabkan lupa arah pulang ke rumah saat bepergian.
"(Lupa) tidak normal kadang sekitar rumah saja, bahkan ke masuk rumah sendiri bisa tersesat. Itu sudah berlebihan," ucapnya.
Ia menyampaikan ada 10 tanda yang harus diperhatikan untuk deteksi dini terjadi lupa tidak normal atau demensia:
Baca Juga: Sering Tertukar, Ini Beda Lupa Normal dan Akibat Alzheimer
- Gangguan daya ingat, sering lupa
- Disorientasi, bingung dengan waktu (hari, tanggal, jam), lupa jalan pulang
- Menarik diri dari pergaulan
- Perubahan perilaku dan kepribadian
- Sulit melakukan pekerjaan sehari-sehari. Seperti menyetir, mengatur keuangan.
- Kesulitan kemampuan visuospasial seperti mengukur jarak, sulit membedakan warna.
- Sulit fokus
- Gangguan komunikasi, kesulitan berbicara, ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba lupa.
- Sulit membuat keputusan
- Menaruh barang tidak pada tempatnya. Misalnya, menaruh kacamata di kulkas.
"Kalau ada satu di antara 10 gejala itu sebaiknya hati-hati. Waspada itu adalah bentuk deteksi dini agar tidak jatuh pada pikun sesungguhnya," ujar Sri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Dari Puncak JI ke Pangkuan Ibu Pertiwi: Kisah Abu Rusydan dan Komitmen Deradikalisasi Negara
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
-
Statistik Brutal Dean James: Bek Timnas Indonesia Jadi Pahlawan Go Ahead Eagles di Liga Europa
-
Harga Emas Antam Stagnan, Hari Ini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Poin-poin Utama UU BUMN: Resmi Disahkan DPR RI, Selamat Tinggal Kementerian BUMN
Terkini
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama