Suara.com - Alzheimer merupakan salah satu jenis demensia yang memengaruhi bagian otak sehingga membuat penderita sulit berkonsentrasi, kehilangan kemampuan kognitif dan lainnya. Karena itu, Hari Alzheimer Sedunia yang selalu diperingati setiap 21 September bisa menjadi pengingat semua orang akan pentingnya memahami risiko penyakit tersebut.
Penelitian baru dari University of California, Berkeley, menyarankan satu pertahanan untuk melawan masalah Alzheimer yang belum ada obatnya ini dengan tidur nyenyak, restoratif dan lainnya.
Matthew Walker dan Joseph Winer, ahli saraf UC Berkeley, telah menemukan cara untuk memperkirakan waktu seseorang berisiko terkena Alzheimer dengan tingkat akurasi tertentu.
Mereka menemukan bahwa tidur yang dialami semua orang itu bagaikan bola kristal. Cara tidur seseorang bisa membantu memprediksi kapan dan seberapa cepat Alzheimer berkembang di otak.
"Hal paling penting adalah ada sesuatu yang bisa kami lakukan untuk mengatasinya. Karena otak membersihkan atau menyegarkan bagiannya sendiri selama tidur nyenyak, sehingga kemungkinan ada kesempatan untuk memutar balik waktu dengan lebih banyak tidur," kata Walker, prosesor psikologi dan ilmu saraf UC Berkeley dikutip dari Medical Xpress.
Walker dan rekan peneliti lainnya telah berusaha mencocokan kualitas tidur malam dari 32 lansia yang sehat dengan penumpukan plak beracun (beta-amyloid) di otaknya.
Beta-amyloid adalah plak beracun yang menjadi pemicu awal berkembangnya Alzheimer. Plak ini bisa menghancurkan jalur memori dan fungsi otak lainnya. Kondisi ini telah menimpa lebih dari 40 juta orang di seluruh dunia.
Hasilnya, temuan mereka menunjukkan bahwa peserta yang mulai mengalami tidur lebih terfragmentasi dan tidur dalam gelombang lambat atau tidak terlalu cepat (non-REM) menunjukkan adanya peningkatan beta-amyloid selama penelitian.
Meskipun semua peserta tetap dalam kondisi sehat selama masa penelitian. Tapi, pertumbuhan beta amyloid mereka berkolerasi dengan kualitas tidur awal.
Baca Juga: Hari Alzheimer Sedunia, Minum Jus Buah Ini untuk Tindakan Pencegahan!
Para penelti pun memprediksi peningkatan plak beta-amyloid itulah yang menjadi tanda awal berkembangnya penyakit alzheimer.
"Daripada menunggu diagnosis bertahun-tahun yang akan datang. Kami bisa memprediksinya lebih awal dengan memperhatikan kualitas tidurnya dan melihat perubahan plak beta-amyloid di berbagai titik waktu," jelas Winer, penulis utama studi.
Dengan begitu, peneliti bisa mengukur seberapa cepat protein beracun ini terakumulasi di otak dari waktu ke waktu. Sehingga langkah ini bisa mengindikasikan awal penyakit Alzheimer.
Selain itu, temuan ini juga memperkuat bukti bahwa pola dan kualitas tidur seseorang sangat berkaitan dengan berbagai jenis penyakit, termasuk Alzheimer.
"Jika tidur nyenyak bisa memperlambat perkembangan penyakit, maka kita harus menjadikannya prioritas utama. Jika dokter mengetahui hubungan ini, maka mereka bisa menanyakan kualitas tidur pasiennya sebelum menawarkan pengobatan," jelas Winer.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif