Suara.com - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan ada cara mudah menekan risiko penularan Covid-19 di kantor.
Dilansir ANTARA, Kepala Pusat Penelitian Metalurgi dan Material LIPI, Nurul Taufiqu Rochman, mengatakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan kerja di masa pandemi Covid-19 adalah meningkatkan sirkulasi udara pada ruang kerja.
"Peningkatan sirkulasi udara di area ruang kerja dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan ventilasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, serta pembersihan filter AC," kata Nurul dalam seminar virtual "Strategi Peningkatan Kualitas Udara Lingkungan Kerja untuk Meminimalisasi Covid-19"," di Jakarta.
Namun, upaya itu perlu diikuti dengan edukasi bagi pekerja untuk meningkatkan kesadaran sumber daya manusia akan pentingnya kesehatan lingkungan kerja.
Nurul menuturkan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang disebabkan oleh virus Sars-CoV-2 pada kasus tertentu dapat menimbulkan penyakit berat pada manusia, seperti pneumonia, gagal ginjal, hingga sindrom pernafasan akut yang menyebabkan kematian.
Penularan virus itu bisa terjadi melalui penularan droplet dan aerosol yang mengandung virus pada hidung atau mulut dari orang yang terjangkit melalui udara, saat batuk atau bersin.
Hasil dari droplet yang mengandung virus, mampu menempel pada permukaan benda dan bertahan selama 2-3 hari.
Nurul menuturkan partikel aeorosol yang berukuran kurang dari lima mikron mampu menyebar di udara dalam waktu 3-8 jam.
Dengan demikian, orang yang rentan bila menghirup aerosol dapat terinfeksi jika aerosol itu mengandung virus dalam jumlah cukup.
Baca Juga: IDI Makassar: Hasil Rapid Test Tidak Akurat, Tapi Alatnya Tidak Palsu
Faktor itu dapat diperparah oleh kualitas udara yang kurang baik pada lingkungan tersebut.
Gugus Tugas Covid-19 menuturkan penambahan kasus baru Covid-19 banyak berasal dari lingkungan kerja.
Masalah sirkulasi udara yang buruk, kurangnya menjaga jarak, dan tidak disiplin dalam menggunakan masker, diperkirakan menjadi penyebabnya.
Di Jakarta, tercatat kualitas udara dari data AirVisual per tanggal 10 September 2020 menunjukkan nilai air quality index (AQI) sebesar 157 dan kualitas udara ibukota dinyatakan tidak sehat.
Berita Terkait
-
OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Segel Ruang Bupati
-
Dirut Terra Drone Tersangka, Safety Kantor Wajib Dievaluasi
-
Workplace Bullying: Perundungan yang Dianggap Normal di Kantor, Relate?
-
Pergeseran Tren, Mayoritas Nasabah Kini Buka Rekening Bank Mandiri dari Aplikasi
-
Kunjungi Yogyakarta, PM Timor Leste Xanana Gusmao Bertemu Sri Sultan HB X
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?