Suara.com - Pemeriksaan viral load sering disebutkan dalam kampanye penanggulangan HIV-AIDS di Indonesia. Apa itu pemeriksaan viral load?
Secara ringkas, viral load adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat efektivitas terapi antiretroviral (ARV) pada Orang dengan HIV-AIDS (ODHA).
Pemeriksaan viral load (VL HIV) direkomendasikan oleh WHO sebagai cara paling akurat untuk memonitor efektivitas pengobatan HIV-AIDS yang mengonsumsi ARV.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, estimasi ODHA pada tahun 2020 adalah sebanyak 543.075 yang tersebar di seluruh Indonesia.
Meski demikian, tidak semua ODHA rutin melakukan test VL HIV sesuai rekomendasi yang ada. Dari data laporan sistem informasi HIV-AIDS (SIHA) per tanggal 5 Juni 2020, hanya 3.950 (1%) dari total 394.769 ODHA yang telah diperiksa viral load-nya.
Angka ini masih sangat jauh dari total kasus yang ada, padahal pemeriksaan viral load penting dilakukan untuk menilai efektivitas terapi ARV serta menurunkan potensi transmisi ODHA.
Penanggulangan HIV AIDS merupakan salah satu target pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Kementerian Kesehatan No. 21/2013 tentang HIV AIDS.
Pemerintah menetapkan pencapaian target Three Zero pada tahun 2030 untuk pengendalian epidemi HIV AIDS di Indonesia yang meliputi, zero infeksi HIV baru, zero kematian karena AIDS pada Orang Dengan HIV AIDS (ODHA), serta zero diskriminasi.
Ketiga target ini dapat dicapai dengan memantau status pengobatan antiretroviral (ARV) pada ODHA melalui pemeriksaan viral load.
Baca Juga: Ahli Temukan Molekul Antibiotik yang Bisa Bunuh Sel Terinfeksi HIV
"Gagalnya terapi ARV pada ODHA dapat dicegah dengan pemeriksaan viral load. Semakin dini pemeriksaan VL HIV dilakukan, maka kematian pada ODHA dapat kita cegah dan potensi penularannya juga terminimalisir. Dalam pelaksanaan bulan Viral Load 2020 ini, saya menghimbau kerja sama antar seluruh pemangku kepentingan baik di tingkat pusat, daerah, dan tak kalah penting rekan-rekan komunitas untuk bersinergi dalam menanggulangi epidemi HIV di Indonesia," ujar dr. Wiendra Woworuntu, M.Kes, selaku Direktur P2PML Kementerian Kesehatan RI, dalam keterangan tertulis yang diterima Suara.com.
Yayasan KNCV Indonesia (YKI) bersama Yayasan Kasih Suwitno (YKS) melalui proyek konsorsium yang bersumber dana dari The Global Fund, AMPUH (Accelerating viral load testing aMong PLHIV through SITRUST and High quality laboratories) membantu Kemenkes dalam implementasi kegiatan Bulan Viral Load HIV 2020.
Proyek AMPUH bertujuan untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan VL HIV dan early infant diagnosis (EID) dengan melibatkan pemangku kepentingan serta memperkuat pelaksanaan transportasi spesimen di sejumlah provinsi dan kabupaten kota terpilih.
Kegiatan Bulan Viral Load HIV yang berlangsung pada bulan Juli hingga Desember 2020 ini mentargetkan sebanyak 41.000 ODHA memeriksakan status VL-nya.
Hingga per tanggal 18 September 2020, sebanyak 5,801 sampel telah dikirimkan menggunakan aplikasi SITRUST HIV yang dikembangkan oleh Yayasan KNCV Indonesia dalam membantu proses transportasi spesimen VL dan pelaporan hasil pemeriksaan VL ke dalam aplikasi rekap kohort program HIV nasional.
Dari jumlah ini, sebanyak 2,343 sampel ODHA yang telah selesai diperiksa menunjukkan hasil viral load tersupresi. Artinya pengobatan ART yang dilakukan berhasil dan tidak berpotensi untuk menularkan kepada pasangannya.
Berita Terkait
-
Heboh Grup 'Gay Surakarta dan Sekitarnya' di Facebook, KPA Solo Buka Suara
-
CEK FAKTA: Benarkah HIV Tidak Berbahaya dan ARV Hanya Propaganda?
-
Kenapa Nikita Mirzani Laporkan Fitri Salhuteru? Ini Akar Masalahnya
-
2 Kali Mangkir di Kasus Fitnah Nikita Mirzani Idap HIV, Fitri Salhuteru Bakal Dijemput Paksa?
-
Tes HIV di Apartemen Mares 3 Depok Diwarnai Ketegangan
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan