Suara.com - Selain melakukan penelitian terhadap vaksin Covid-19, tes cepat dalam mendiagnosis infeksi virus corona juga tengah dipersiapkan dunia. Sebanyak 133 negara berpenghasilan rendah dan menengah akan mendapat bantuan bantuan pelacakan kasus Covid-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Tes cepat itu diklaim bisa mendiagnosis Covid-19 hanya dalam hitungan 15-30 menit dengan harga jual maksimal per tes 5 dolar AS atau setara Rp 74.500. Bantuan itu akan difokuskan terhadap negara-negara kurang kaya, yang kekurangan petugas layanan kesehatan dan laboratorium.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, produsen obat Abbott dan SD Biosensor telah setuju dengan yayasan amal Bill dan Melinda Gates Foundation untuk menghasilkan 120 juta tes selama enam bulan. Kesepakatan itu mencakup 133 negara, termasuk banyak negara bagian di Amerika Latin yang saat ini merupakan wilayah yang paling terpukul oleh pandemi dalam hal tingkat kematian dan infeksi.
"Ini adalah tambahan penting untuk kapasitas pengujian mereka dan terutama penting di area transmisi tinggi," kaya Dr Tedros dikutip dari BBC.
"Ini akan memungkinkan perluasan pengujian, terutama di daerah yang sulit dijangkau yang tidak memiliki fasilitas laboratorium atau tenaga kesehatan yang cukup terlatih untuk melakukan pengujian," tambahnya.
Para ahli juga ragu dengan hasil tes yang dilakukan di beberapa negara dengan tingkat infeksi tinggi. Seperti India dan Meksiko, para ahli mengatakan bahwa tingkat pengujian yang rendah menyamarkan penyebaran sebenarnya dari wabah di negara tersebut.
India saat ini menjadi negara kedua dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia, setelah Amerika Serikat. Jumlah infeksi virus corona di India telah mencapai 6.143.019 orang dengan angka kematian 96.451 jiwa. Dikutip dari situs worldometer, India baru melakukan tes terhadap 71,9 juta orang dari total populasi 1,3 miliar atau 52.027 orang per 1 juta penduduk.
Sementara itu, Meksiko jadi negara ke-8 kasus Covid-19 terbanyak (730.317 kasus), namun angka kematiannya (76.430 jiwa) masuk peringkat empat besar setelah AS, Brasil, dan India. Meksiko hinga saat ini baru melakukan tes covid-19 terhadap 1,6 juta orang dari total populasi 129 juta, atau 12.929 orang per 1 juta penduduk.
Pimpinan WHO menyebut bantuan itu sebagai tonggak utama. Kesenjangan panjang antara mengikuti tes dan menerima hasil telah menghambat upaya banyak negara untuk mengendalikan penyebaran virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 33,5 juta orang yang tersebar di 215 negara itu.
Baca Juga: Vaksin Corona China Diklaim Dapat Restu WHO, Satgas Covid-19 Beri Tanggapan
Data dari situs worldometers, negara yang paling banyak telah lakukan tes Covid-19 adalah Uni Emirat Arab. Negara itu telah lakukan tes hingga 9,5 juta orang dari total populasi 9,9 juta, atau 958.126 orang dari 1 juta penduduk. UEA saat ini ada diperingkat 40 dengan total kasus infeksi virus corona sebanyak 92.095 orang dan kematian 413 jiwa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara