Suara.com - Kematian mendadak karena penyakit jantung terus meningkat di dunia. Hal ini karena kurangnya pengetahuan orang sekitar dalam memahami penanganan pertama terhadap pasien yang mengalami serangan jantung.
Padahal, penanganan serangan jantung yang terlambat bisa berakibat fatal. Banyak yang tidak menyadari gejalanya sehingga mengakibatkan pasien meninggal dunia sebelum ditangani secara medis oleh dokter.
“Penanganan pertama kunci menyelamatkan korban penyakit jantung dari terhentinya jantung,” ucap dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Eka Hospital BSD, dr. Daniel Tanubudi, Sp.JP, FIHA saat melakukan live Instagram bersama komedian Marshel Widianto, Selasa (29/09/2020).
Menurutnya, jika korban serangan jantung masih terbangun dan bisa merespons, cobalah berikan baby aspirin 324 mg atau aspirin dewasa 325 mg, lalu berikan obat-obatan yang merupakan resep dari dokter jika korban memilikinya.
Sementara, jika korban tidak sadarkan diri, namun masih bernapas secara normal, pindahkan korban ke permukaan yang rendah dan biarkan kepala korban rileks dalam posisi tegak.
“Saat penanganan pertama itu juga korban jangan dikerumuni banyak orang, baju dilonggarkan, tempatnya harus di tempat yang lebih nyaman. Dan segera menghubungi rumah sakit terdekat,” jelas dia.
Terakhir, jika Anda berada di dekat korban serangan jantung, jangan panik. Sebab, panik akan membuat kita kehilangan waktu berharga untuk menyelamatkan mereka yang membutuhkan. Tetaplah tenang, sehingga bisa membantu dan menyelamatkan nyawa mereka.
Beberapa gejala serangan jantung yang bisa kita perhatikan di antaranya perasaan pusing, berkeringat, mual, napas pendek, rasa sakit yang terasa di jantung, hingga rasa tidak nyaman pada bahu, leher, punggung, rahang, lengan, dan perut bagian atas.
Dr. Daniel juga menuturkan banyak cara untuk menghindari penyakit jantung, antara lain melakukan gaya hidup sehat, menjaga pola makan dan tidur dengan baik, melakukan olahraga secara rutin, serta melakukan pengecekan secara bertahap ke dokter.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Beda Sesak Napas Pasien Covid-19 dan Penyakit Jantung
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?