Suara.com - Bagi banyak orangtua, berat badan bayi merupakan salah satu indikator bayi sehat. Masih banyak yang beranggapan, bayi yang sehat adalah bayi yang gemuk. Padahal, dikatakan dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, SpA, bayi sebaiknya tidak terlalu kurus atau juga tidak kegemukan.
Menurut dokter yang kerap disapa Dokter Tiwi ini, ada angka tertentu yang menunjukan berat badan ideal bayi. Dan para ibu bisa memanfaatkan waktu tiga bulan pertama kehidupan bayi untuk memaksimalkan pertumbuhan berat badan bayi agar optimal.
"Biasanya kalau kegendutan karena ASI, kita santai karena biasanya langsing sendiri. Tapi kalau gemuk karena susu formula, itu harus hati-hati karena bisa menetap. Jadi berat badan anak kurang nggak boleh, kelebihan juga nggak boleh," kata dokter Tiwi seperti dikutip dari siaran langsung Instagram bersama Ayahbunda, Kamis (1/10/2020).
Dokter Tiwi menjelaskan bahwa di tiga bulan pertama kehidupan bayi, pertumbuhan berat badannya akan lebih cepat daripada setelah ia masuk usia empat bulan bulan ke atas. Karena setelah usia empat bulan, bayi sudah mulai bergerak dan kandungan protein dalam ASI cenderung menurun.
Sehingga, menurutnya, berat bayi biasanya hanya akan bertambah 15-20 gram per hari. Sedangkan di tiga bulan pertama, kenaikan berat badan bayi bisa mencapau 20-30 gram per hari.
"Gampangnya, rata-rata 150-250 gram per minggu. Jadi kira-kira 600 gram sampai 1 kilo per bulan," tuturnya.
Namun, jangan kaget jika pada usia bayi lima hari pertama berat badannya akan turun. Kondisi itu disebabkan karena kolostrum, ASI yang pertama kali keluar berwarna kuning dan kental, jumlahnya biasanya hanya sedikit. Namun setelah lewat satu minggu, Tiwi mengingatkan, berat badan bayi harus kembali normal seperti saat lahir.
"Kalau ibu menyusui sering lama dan peletakannya baik, biasanya produksi akan naik di hari ke 5 sampai 7. Kenaikan berat badannya bisa 20 gram per hari, lama-lama jadi 40 gram per hari. Sehingga berharap berat badan bayi balik ke berat lahir. Setelah itu tidak boleh ada penurunan," jelasnya.
Menurut dokter Tiwi, berat badan jadi syarat utama bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal. Ia menjelaskan, parameter anak tumbuh dengan baik ditentukan dari berat badannya.
Baca Juga: Berat Badan Bayi ASI Cenderung Kecil, Wajarkah?
"Karena akan menentukan tinggi dan lingkar kepala. Jadi, 10 kilogram pertama sebetulnya 60 persen nutrisinya digunakan untuk memberi makan otak. Sehingga berat badan ini menjadi satu yang sangat vital," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan