Suara.com - Harga obat remdesivir di Indonesia turun dari sebelumnya Rp 3 juta menjadi Rp 1,5 juta pervial.
Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menyatakan, penurunan harga terjadi setelah adanya kesepakatan antara PT Kalbe Farma, Amarox Global Pharma, dan Hetero India sebagai pembuat obat.
Penyesuaian harga ini mempertimbangkan perkembangan kasus Covid-19 dan kebutuhan Covivor dalam jumlah besar.
"Masukan dari pemerintah, tenaga kesehatan dan pasien, dan semakin banyak pasien yang mendapatkan manfaat obat COVIFOR untuk penyembuhan penyakit covid-19. Setelah diskusi bersama antara Kalbe, Hetero India dan Amarox, kami sepakat untuk memberikan harga jual khusus Covivor," ujar dia, dikutip dari Anadolu Agency.
Covivor buatan Hetero India ini adalah produk remdesivir pertama yang mendapatkan persetujuan emergency use authorization atau penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Hetero menyadari dampak pandemic Covid-19 yang luas, terutama terkait beban biaya bagi pemerintah dan pasien," kata Sandeep Sur, Country Manager PT Amarox Global Pharma, dalam siaran pers.
"Hetero memberikan lebih banyak dukungan dan memberikan harga khusus Covivor untuk Indonesia," tukasnya.
Produk remdesivir ini adalah menjadi salah satu obat Covid-19 bagi orang dewasa atau remaja yang dirawat di rumah sakit.
Produk ini tidak dijual bebas dan hanya digunakan di rumah sakit dengan rekomendasi serta dan pengawasan dokter.
Baca Juga: Kebutuhan di Indonesia Tinggi, Harga Remdesivir Turun Jadi Rp 1,5 Juta
Sebelumnya Sundeep Sur menyanggupi berapapun kebutuhan Indonesia.
Saat ini pasokan minimal ke Indonesia sebesar 200 ribu hingga 300 ribu vial dan masih bisa ditambah.
Sebelumnya, dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc, SpP, menjelaskan terkait penggunaan Remdesivir di Indonesia yang akan diuji coba pada 25 pasien terlebih dahulu di RS Persahabatan.
Menurut dr Erlina, Remdesivir ini merupakan obat yang sukses digunakan untuk mengobati beberapa pasien Ebola. Cara kerja Remdesivir ini diyakini dapat menghentikan replikasi virus.
"Jadi Remdesivir ini adalah obat antivirus yang dulu sangat berhasil dipakai untuk pasien-pasien Ebola dan kemudian di banyak negara diujicobakan untuk COVID-19 dan memberikan hasil yang baik, cara kerjanya adalah bahwa Remdesivir ini menghambat replikasi virus," ungkap dr Erlina.
Selain itu, dr Erlina juga menjelaskan pasien COVID-19 akan diberikan Remdesivir melalui infus. Dosis pemberian Remdesivir ini di hari pertama akan lebih besar dibandingkan dengan hari-hari berikutnya.
Berita Terkait
-
Blackmores Pastikan Suplemen Mengandung Vitamin B6 di Indonesia Aman Dikonsumsi
-
Penjualan Obat Lesu, Laba Bersih Emiten Kalbe Farma Terpangkas 16,9 Persen
-
Bangga! Indonesia Kini Punya Produk Lokal Benang Bedah untuk Medis
-
Berkali-kali Bangkrut, Dokter Asal Jateng Ini Masuk 10 Orang Terkaya di Indonesia
-
Badan POM Izinkan Penggunaan Obat Covid-19 Berbentuk Tablet dari Pfizer
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak