Suara.com - Batuk yang menyebabkan lendir kronis, mengi, dada sesak dan sesak napas adalah gejala penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Tapi, apakah orang yang mengalami gejala tersebut berisiko menderita kanker paru-paru?
Menurut MedicAlert, PPOK termasuk bronkitis kronis (radang saluran udara jangka panjang) dan emfisema (kerusakan kantung udara).
Untuk bronkitis kronis sendiri adalah peradangan dan iritasi pada tabung bronkial. Tabung bronkial adalah saluran udara yang membawa udara ke dan dari kantung udara di paru-paru Anda.
Iritasi pada tabung bisa menyebabkan lendir menumpuk, membuat paru-paru lebih sulit memindahkan oksigen dan karbondioksida keluar dari tubuh.
Sedangkan untuk emfisema, terjadi ketika kantung udara rusak, di mana dinding bagian dalam melemah dan pecah. Kondisi ini mengurangi luas permukaan paru-paru yang menurunkan jumlah oksigen dalam aliran darah.
Selama bernapas, udara akan terperangkap lama dan tidak menyisakan ruang untuk masuknya udara segar yang kaya oksigen.
Perlu diketahui, merokok memang penyebab umum berkembangnya PPOK. Karena itu, seseorang disarankan menghentikan kebiasaan buruk merokok untuk menghindari risiko tersebut.
Apalagi masalah kesehatan ini akan semakin memburuk seiring berjalannya waktu. Artinya, kemampuan seseorang dalam menjalankan tugas fisik akan semakin berat.
Tanda-tanda PPOK lainnya termasuk kelelahan, penurunan berat badan dan pergelangan kaki bengkak.
Baca Juga: Makin Parah, Angka Virus Corona di Brasil Tembus Lima Juta
Selain itu, kerusakan permanen pada paru-paru menjadi kondisi yang berkaitan dengan kanker paru-paru.
Sebuah penelitian dalam jurnal European Respiratory mencatat bahwa deteksi dini PPOK penting untuk mengawasi perkembangan kanker paru-paru.
Menurut penelitian, PPOK adalah faktor risiko yang signifikan terkait kanker paru-paru dan memperburuk kondisi tersebut.
Mereka telah menemukan bahwa 92 persen orang yang menderita kanker paru-paru stadium 1 bertahan hingga 5 tahun sejak didiagnosis.
Tapi, peluang bertahan hidup ini menurun drastis bagi penderita ppok. Hanya 77 persen orang dengan kanker paru-paru stadium 1 bertahan hingga 5 tahun sejak didiagnosis menderita PPOK.
Guna memperlambat perkembangan PPOK itulah seseorang harus berhenti merokok. Karena, batuk perokok bisa menjadi tanda PPOK yang mestinya jangan diabaikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien