Suara.com - Menstruasi pada wanita umumnya berlangsung tiap bulan dengan rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari. Namun terkadang, seorang wanita dapat mengalami ketiadaan menstruasi. Kondisi ini disebut amenorrhea.
Amenorrhea atau amenore dikenal sebagai tidak adanya perdarahan menstruasi. Dilansir dari Healthline, amenore bisa terjadi karena berbagai alasan. Penyebab tersering adalah kehamilan. Namun, amenore juga bisa disebabkan oleh berbagai faktor gaya hidup, termasuk berat badan dan tingkat olahraga.
Dalam beberapa kasus, ketidakseimbangan hormon atau masalah pada organ reproduksi mungkin menjadi penyebabnya.
Ada dua jenis amenore, yakni primer dan sekunder:
- Amenore primer: Amenore primer adalah ketika seorang gadis remaja telah mencapai atau melewati usia 16 tahun dan masih belum mendapatkan menstruasi pertamanya. Kebanyakan anak perempuan mulai menstruasi antara usia 9 dan 18, tetapi 12 adalah usia rata-rata.
- Amenore sekunder" ketika seorang wanita berhenti menstruasi setidaknya selama tiga bulan. Ini adalah bentuk amenore yang lebih umum.
Gejala Amenorrhea
Tanda utama amenore adalah tidak adanya periode menstruasi. Bergantung pada penyebab amenore, Anda mungkin mengalami tanda atau gejala lain bersamaan dengan tidak adanya menstruasi, seperti:
- Keluarnya cairan dari puting susu
- Rambut rontok
- Sakit kepala
- Visi berubah
- Rambut wajah berlebih
- Nyeri panggul
- Jerawat
Kapan Perlu ke Dokter?
Dalam kebanyakan kasus, kedua jenis amenore ini dapat diobati secara efektif. Konsultasikan dengan dokter jika Anda melewatkan setidaknya tiga periode menstruasi berturut-turut, atau jika Anda belum pernah mengalami menstruasi dan Anda berusia 15 tahun atau lebih.
Baca Juga: Menstruasi Tidak Teratur Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung, Kok Bisa?
Perawatan untuk amenore bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari. Ketidakseimbangan hormon dapat diobati dengan hormon tambahan atau sintetis, yang dapat membantu menormalkan kadar hormon.
Dokter Anda mungkin juga merekomendasikan untuk membuat perubahan gaya hidup sederhana jika berat badan atau rutinitas olahraga Anda berkontribusi pada kondisi amenore.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis