Suara.com - Hingga hari ini pandemi virus corona masih terus berlangsung di tengah masyarakat. Setelah kurang lebih sepuluh bulan menjalani kehidupan normal baru, banyak orang mulai bosan dan mengendorkan protokol kesehatannya.
“Saya tahu semua orang bosan dengan COVID tetapi sekarang bukan waktunya untuk menyerah atau bersikap santai dalam perlindungan,” kata Dr. John Whyte, kepala petugas medis dari situs web perawatan kesehatan WebMD dilansir dari New York Post.
Ia juga memberi tahu beberapa kebiasaan buruk yang mesti ditinggalkan saat pandemi yang berisiko pada penularan virus. Berikut ini daftarnya.
Pergi bekerja saat Anda merasa tidak enak badan
“Jangan berada di sekitar orang - baik di tempat kerja atau pergaulan - saat Anda sedang tidak enak badan,” kata Whyte. “Anda dapat menularkan Covid-19 bahkan sebelum Anda dites positif jadi dengarkan tubuh Anda. Jika Anda merasa tidak enak, tinggallah di rumah dan istirahatlah di tempat tidur. Jangan keluar menginfeksi orang lain. "
Salah memakai masker wajah
“Memakai masker dengan cara yang salah. Saya telah melihat begitu banyak orang yang tidak menutupi hidungnya, atau membiarkannya meluncur ke atas dagu mereka. Saya senang Anda memakai masker tetapi ketika Anda salah memakainya, efektivitasnya turun drastis, "katanya.
Hindari antrean prasmanan
"Mencicipi barisan prasmanan" harus dihindari," kata Whyte memperingatkan. “Anda sering harus menunggu sampai giliran Anda. Orang-orang menyentuh peralatan yang sama. Saya akan menunggu sebentar sampai saya pergi ke salad bar. "
Baca Juga: Kampanye Pilkada Sebaiknya Jadi Momentum untuk Tangani Penyebaran Covid-19
Pergi ke acara besar - terutama di dalam ruangan
Pergi ke acara yang dihadiri 50 orang atau lebih di dalam, tidak berjarak secara sosial, tanpa masker adalah situasi yang berbahaya di tengah pandemi.
"Saya tahu semua orang bosan dengan COVID, tetapi sekarang bukan waktunya untuk menyerah atau bersikap santai dalam pengamanan."
Menganggap obat sudah dekat
“Berpikir akan ada obatnya sebentar lagi. Meskipun kami telah membuat kemajuan dalam perawatan dan berbagai vaksin sedang dikembangkan, Anda tidak ingin lengah, ”kata Whyte.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!