Suara.com - Paparan terhadap suara keras adalah penyebab terbesar kedua dari gangguan pendengaran. Badan amal Action On Hearing Loss, mencatat paparan panjang terhadap suara yang lebih dari 80dB (A) bisa merusak telinga.
80dB (A) ini mengacu pada skala desibel yang digunakan untuk mengukur tingkat kebisingan. Badan amal tersebut menjelaskan bahwa hal ini mencerminkan kepekaan telinga manusia terhadap berbagai tingkat dan nada suara.
Paparan suara keras dalam jangka panjang bisa memperpendek rentang frekuensi yang bisa Anda dengar. Misalnya, kemampuan mendengar suara bernada tinggi dan rendah akan berkurang.
Pada awalnya, penurunan kemampuan pendengaran ini bisa luput dari perhatian. Tapi, suara tertentu bisa berfungsi sebagai tanda peringatan.
Jika Anda mendengar telinga berdenging, kondisi ini dikenal sebagai tinnitus karena bisa menjadi pertanda pendengaran Anda telah rusak.
"Dua pertiga orang dengan tinnitus mengalami gangguan pendengaran," jelas badan amal tersebut dikutip dari Express, Senin (19/10/2020).
Beberapa orang dengan kondisi ini seolah mendengarkan suara seperti mendesis, bersenandung, berdengung atau mendesing.
Tinnitus mungkin ada sepanjang waktu atau bisa datang dan pergi. Bahkan kondisi ini mungkin hanya terjadi saat Anda merasa sesak.
Tinnitus dan gangguan pendengaran
Baca Juga: Stres Bisa Picu Berbagai Masalah Jantung, Termasuk Sindrom Patah Hati
Saat kita mendengar, gelombang suara berjalan melalui telinga ke dalam koklea, organ pendengaran di telinga bagian dalam. Koklea ini dilapisi dengan banyak sel rambut penginderaan suara yang mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik.
Saraf pendengaran mengirimkan sinyal-sinyal listrik ini ke otak, yang menafsirkan dan mengenalinya sebagai suara. Ketika seseorang mengalami kerusakan pendengaran, jumlah sinyal listrik yang dikirim ke otak berkurang.
Penelitian ini telah menunjukkan bahwa otak akan mencoba mengisi kekorongan yang menjadi penyebab utama tinnitus.
Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran juga harus lebih waspada terhadap tinitus, karena suara lingkungan lainnya tidak terdengar.
Ada juga hubungan antara stres dan tinnitus, berarti Anda lebih mungkin memperhatikan suaranya saat merasa agak gelisah.
Kerusakan yang berkaitan dengan usia pada bagian dalam adalah penyebab tunggal terbesar dari gangguan pendengaran, yang dikenal sebagai presbycusis.
Berita Terkait
-
5 Kebiasaan Sepele Anak Penyebab Iritasi Telinga, Nomor 2 Paling Sering Terjadi
-
Daun Telinga Mpok Alpa Layu Sebelum Wafat, Tanda Kematian atau Mitos?
-
Momen Terakhir Mpok Alpa, Warganet Salfok Daun Telinga Sang Komedian Sudah Layu
-
Gengsi Hajatan 'Sound Horeg' Berujung Petaka, Warga Ramai-Ramai Berobat ke Poli THT
-
Telinga Sakit saat Pakai TWS? Ini 5 Rekomendasi Earbuds Paling Nyaman untuk Pemakaian Lama
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan