Suara.com - Sering dengar identitas gender yang terjebak dalam tubuh yang salah? Dalam dunia kesehatan, kondisi ini sering kali disebut dengan gender dysphoria atau disforia gender.
Melansir dari laman resmi Mayo Clinic, disforia gender adalah perasaan tidak nyaman atau tertekan yang terjadi pada orang dengan identitas gender berbeda dari jenis kelamin saat lahir atau karakteristik fisik terkait seks.
Sebagai contoh, seseorang yang lahir dengan vagina bisa merasa sebagai laki-laki atau gender selain perempuan. Disforia gender juga bisa terjadi pada seseorang yang lahir dengan penis namun tak nyaman berperan sebagai laki-laki.
Oleh karena itu, disforia gender paling banyak terjadi pada kelompok transgender, baik trans-man atau transpuan.
Orang transgender dan orang yang tidak sesuai dengan identitas gender mungkin mengalami disforia gender di beberapa titik dalam hidup mereka. Tapi tidak semua orang merasa terpengaruh.
Beberapa transgender dan orang yang merasa identitas gendernya tidak sesuai terkadang masih merasa nyaman dengan tubuhnya dengan penis atau vagina mereka, baik dengan atau tanpa intervensi medis. Kebanyakan mungkin akan memengaruhi ekspresi seksual atau penampilan dari luar.
Orang-orang dengan disforia gender yang sering kali menjadi transgender sudah tidak masuk dalam klasifikasi gangguan mental.
Melansir dari laman resmi American Psychological Association (APA), APA dan berbagai lembaga lain telah memperbarui Classification of Disease pada 2018 yang menghapus identitas transgender dari daftar gangguan kesehatan mental. Mereka akan lebih terfokus untuk menyadari tentang keragaman identitas dan ekspresi gender yang ada.
Menurut Asosiasi Psikiatrik Amerika, disforia gender dapat menyebabkan remaja dan orang dewasa mengalami berbagai kondisi, antara lain:
Baca Juga: Seorang Transgender Dilecehkan saat Berjualan, Mensos Langsung Turun Tangan
- Ketidaksesuaian yang mencolok antara jenis kelamin yang dialami dengan karakeristik seksual (penis/vagina)
- Keinginan yang kuat untuk menyingkirkan karakteristik seks primer (identitas saat lahir) atau sekunder (identitas gender saat dewasa).
- Keinginan yang kuat untuk menjadi karakteristik seks yang berbeda
- Keinginan yang kuat untuk diperlakukan selayaknya identitas seksual saat remaja, misal lahir dengan penis dan laki-laki namun ingin diperlakukan sebagai perempuan
- Keyakinan memiliki perasaan yang khas layaknya gender lain, misal laki-laki dengan perasaan keibuan dan feminim.
Penderita disforia gender juga sering mengalami diskriminasi yang mengakibatkan stres. Apalagi akses ke layanan kesehatan mental cukup sulit, karena takut akan stigma dan kurangnya penyedia yang berpengalaman terutama di Indonesia di mana gender masih sangat biner.
Remaja dan orang dewasa dengan disforia gender sebelum perubahan jenis kelamin mungkin berisiko mengalami keinginan bunuh diri hingga upaya bunuh diri. Setelah perubahan jenis kelamin, risiko bunuh diri mungkin tetap berlanjut karena stigma masyarakat.
Apa yang bisa dilakukan jika kerabat mengalami disforia gender?
Menurut APA, salah satu yang bisa dilakukan adalah memberikan dukungan, bukan memaksa untuk tetap menjadi identitas gender yang diidentifikasi sejak lahir. Sisanya keputusan ada di tangan mereka untuk melakukan terapi hormonal, penggantian kelamin atau kembali pada gender primer.
"Mereka mungkin hanya menginginkan dukungan untuk merasa nyaman dengan identitas gender mereka," catat APA.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis