Suara.com - Masalah kesehatan seperti pengeroposan tulang atau osteoporosis identik dengan masalah saat lanjut usia. Padahal masalah kesehatan tersebut bisa dialami dari berbagai usia, baik tua maupun muda.
Perempuan sendiri dianggap sebagai kelompok yang paling rentan mengalami osteoporosis, terutama saat mereka tengah hamil dan menyusui.
Staf Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono menyampaikan, penelitian yang dilakukan di Saudi Arabia menyebutkan bahwa 30 persen perempuan muda berisiko mengalami penurunan kepadatan tulang.
Lebih parah lagi, sebanyak tiga persen lainnya telah mengalami osteoporosis.
"Banyak faktor perempuan alami osteponia (berkurang kepadatan tulang) dan osteoporosis. Beberapa faktornya kurang minum susu juga suplementasi kalsium dan vitamin D. Demikian juga dengan aktivitas fisik saat dewasa muda," kata Saptawati dalam webinar Eugenia bersama CDR, Kamis (22/10/2020).
Selain itu, perempuan yang sudah menopause juga rentan mengalami osteoporosis karena adanya penurunan kepadatan tulang atau densitas serta penurunan jumlah hormon estrogen yang tajam.
Di sisi lain, ibu hamil memiliki tanggungjawab untuk menunjang pertumbuhan janin. Saat awal kehidupan, janin hanya memiliki berat kurang dari 1 gram. Namun selama waktu sembilan bulan kehamilan, janin akan bertumbuh pesat hingga rata-rata 3000 gram.
Dosen Universitas Indonesia itu menjelaskan bahwa pertumbuhan janin banyak terjadi pada struktur tulang, dan nutrisi pertumbuhan tersebut didapatkan dari tulang ibu.
"Kalau tidak dapat asupan kalsium dari suplemen dan makanan yang dikhawatirkan ibu mengalami osteoponia dan osteoporosis. Kalau ibu tidak bisa memenuhi kalsiumnya sendiri, bayi berpotensi alami pertumbuhan tulang selalu di bawah dari rata-rata bayi-bayi yang berkecukupan," paparnya.
Baca Juga: Adik Melahirkan Sendirian, Bayi Buah Cinta Terlarang dengan Kakak Dibuang
Dari penelitian, lanjutnya, disebutkan bahwa 38 persen perempuan Asia Pasifik lebih banyak mengalami osteoporosis dibanding etnis kulit putih. Sementara pasien osteoporosis juga tiga kali lebih berisiko mengalami patah tulang.
"Kalau sudah osteoporosis hampir tiga kali berisiko patah tulang dibandingkan yang tidak. Mobilitas juga terhambat, aktivitas seperti biasa terhambat, rasanya sakit menyeluruh sehingga menyebabkan depresi dan cemas," ucapnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja