Suara.com - Penelitian baru menemukan bahwa jenis virus herpes simpleks (HSV-1) bisa ditularkan ke janin selama masa kehamilan. Virus ini bisa merusak otak bayi sebelum lahir.
Menurut para ilmuwan di Universitas Wuhan, China, virus ini juga bisa berkontribusi pada berbagai cacat perkembangan dan masalah neurologis jangka panjang.
Umumnya, HSV-1 dikenal sebagai virus sakit dingin yang tidak berbahaya bagi orang dewasa, tetapi bisa berakibat fatal bagi bayi dengan sistem kekebalan tubuh lebih lemah.
Virus ini bisa menyebar dengan cepat ke otak bayi dan menyebabkan banyak kegagalan organ hingga kematian. Para ahli melalui jurnal PLOS Pathogens, ingin memahami lebih lanjut tentang HSV-1 yang bisa memengaruhi bayi belum lahir.
Peneliti Pu Chen dan Ying Wu mengatakan sejauh ini, penelitian di bidang ini terhambat oleh akses terbatas ke jaringan otak janin manusia.
Para peneliti menghasilkan 3 model gangguan perkembangan saraf berbasis sel yang berbeda, termasuk lapisan sel 2D dan struktur mirip otak 3D.
Model-model ini didasarkan pada sel induk berpotensi majemuk yang diinduksi manusia (hiPSC), yang dihasilkan oleh sel dewasa khusus yang diprogram ulang secara genetik.
Pemodelan mereka mengungkapkan bahwa infeksi HSV-1 dalam sel-sel ini mengakibatkan kematian sel serta gangguan produksi neuron baru.
Penyakit ini juga meniru fitur patologis gangguan perkembangan saraf di otak janin manusia, termasuk kelainan pada struktur otak.
Baca Juga: Inggris Membuat Tes Air Liur untuk Deteksi Virus Corona Hanya 15 Menit!
Model 3D juga menunjukkan bahwa infeksi HSV-1 mendorong penyebaran abnormal sel non-neuron yang disebut mikroglia bersama dengan aktivasi molekul inflamasi.
Menurut peneliti, temuan ini membuka jalan terapeutik baru untuk menargetkan reservoir virus yang relevan dengan gangguan perkembangan saraf.
"Studi ini memberikan bukti baru bahwa infeksi HSV-1 mengganggu perkembangan otak manusia dan berkontribusi pada hipotesis patogen gangguan perkembangan saraf," jelas peneliti mengutip dari The Sun, Sbatu (24/10/2020).
Dr Sarah Jarvis, Direktur Klinis Patientaccess.com, juga mengatakan dokter telah mengetahui kalau virus herpes simpleks bisa ditularkan ke bayi belum lahir selama beberapa tahun.
Tapi, hal itu tidak umum. Karena, mungkin antara 1 dari 100 ribu dan 1 dari 50 ribu bayi yang mengalaminya. Meski begitu, sebagian besar bayi bisa tertular virus herpes selama persalinan pervaginam jika ibunya menderita herpes genital.
Ada dua jenis herpes, yakni tipe 1 yang bisa menyebabkan luka dingin atau herpes genital dan tipe 2 yang hanya bisa menyebabkan herpes genital.
Berita Terkait
-
Rahasia Kehamilan Sehat dan Anak Cerdas: Nutrisi Mikro dan Omega 3 Kuncinya!
-
Sara Wijayanto dan Demian Stop Jalani Program Hamil: Umur Sudah 45 Tahun!
-
Ayah Nissa Sabyan Buka Suara Soal Isu Kehamilan, Ini Faktanya!
-
Menguak EEHV, Virus yang Renggut Nyawa Gajah Tari
-
Naik 15 Kg saat Hamil, Apa Itu Prosedur Mommy Makeover yang Dijalani Erika Carlina?
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan