Suara.com - Peringatan Hari Polio Sedunia 2020 jadi momen yang tepat untuk kembali mengkampanyekan pentingnya vaksin polio untuk anak, untuk mencegah sedari dini anak terhindar dari infeksi virus polio yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang, dan merupakan salah satu penyebab kelumpuhan permanen.
Pandemi Covid-19 bukan jadi alasan orangtua untuk menunda vaksinasi atau imunisasi anak, termasuk imunisasi polio. Ditambah, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sudah memberikan pedoman imunisasi di fasilitas kesehatan, mencegah anak tidak tertular Covid-19 saat ke puskesmas atau ke rumah sakit.
"Jangan sampai orangtua melewati imunisasi rutin anaknya. Dokter akan meyakinkan kepada mereka (orangtua) bahwa program imunisasi berjalan dengan aman di tempat imunisasi (anak) mereka," ujar Dokter Spesialis Anak dr. Arifianto, SpA saat dihubungi suara.com, Sabtu (24/10/2020).
Salah satu pedoman atau protokol kesehatan yang harus dijalankan rumah sakit atau fasilitas kesehatan adalah memisahkan anak yang sakit dengan anak sehat, yang akan menjalani imunisasi. Baik di rumah sakit ataupun puskesmas, pemisahan adalah faktor terpenting yang harus dijalankan.
"Tetap cari tempat imunisasi yang mudah diakses. Hal yang pertama harus dipikirkan adalah imunisasi anak jangan sampai terlewat, atau kalau yang tertinggal harus segera dikejar," jelas dokter yang berpraktik di RSUD Pasar Rebo ini.
Berdasarkan program pemerintah, ada beberapa vaksinasi rutin yang harus diterima anak dengan dosisnya yang beragam, yakni dimulai sejak anak berusia 0, 2, 3,4 dan 18 bulan, mereka harus mendapatkan imunisasi lengkap.
Mengutip situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rekomendasi vaksin polio diberikan sejak anak baru lahir di rumah, diberikan vaksin polio oral OPV-0. Namun apabila anak lahir di sarana kesehatan, OPV-0 diberikan saat bayi dipulangkan.
Selanjutnya, untuk polio-1 diberikan pada saat bayi berusia 2 bulan, polio-2 saat bayi berusia 3 bulan, dan polio-3 saat bayi berusia 4 bulan.
Vaksin polio-1 ini biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin Hepatitis B, DTP, Hib, PCV dan Rotavirus. Selanjutnya Vaksin polio-2 biasanya diberikan bersamaan dengan Hepatitis B, DTP dan Hib.
Baca Juga: Imunisasi Anak Tertunda Gegara Pandemi, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua
Sedangkan untuk vaksin polio booster diberikan OPV atau IPV, diberikan pada saat anak berusia 18 bulan. Paling sedikit harus mendapat satu dosis vaksin IPV bersamaan dengan pemberian OPV-3.
Berikut adalah hal-hal yang patut diperhatikan selama imunisasi di rumah sakit atau puskesmas:
- Pastikan anak selalu berada dengan jarak minimal 1 hingga 2 meter dengan orang lain di sekitarnya.
- Jagalah anak agar tidak menyentuh atau memegang berbagai benda yang ada di dekatnya.
- Rajinlah mencuci tangan anak dengan benar menggunakan sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer berbahan dasar alkohol selama minimal 20 detik.
- Pada anak yang berusia di atas 2 tahun, gunakanlah masker kain selama beraktivitas di luar rumah sesuai rekomendasi Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan rajin mengganti masker anak bila sudah mulai tampak basah atau kotor.
- Pada anak yang berusia di bawah 2 tahun dapat menggunakan faceshield atau kereta dorong yang di depannya memiliki penutup plastik.
- Jangan lupa untuk segera mandi hingga bersih dan mengganti baju anak setelah anak tiba kembali di rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi