Suara.com - Pasien yang pulih dari Covid-19 mungkin masih menderita masalah kognitif pasca infeksi, terutama pada mereka yang mengalami penyakit parah.
Sebuah studi yang belum ditinjau rekan sejawat (peer-review), menganalisis data dari 84.285 peserta Great British Intelligence Test, lapor Fox News.
Tes tersebut adalah bagian dari proyek kolaborasi yang sedang berlangsung dengan BBC2 Horizon, catat penulis penelitian.
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Dr. Adam Hampshire dari Imperial College London, menemukan orang yang sembuh dari Covid-19 menunjukkan berkurangnya kemampuan kognitif atau defisit kognitif secara signifikan.
Peneliti sebelumnya memperhitungkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan, kelompok ras-etnis, dan penyakit penyerta pasien.
Untuk peserta yang dilaporkan dirawat di rumah sakit dan mendapat bantuan ventilator, peneliti menemukan penurunan kinerja kognitif selama 10 tahun.
"(Defisit kognitif) memiliki ukuran efek yang substansial untuk orang-orang yang telah dirawat di rumah sakit, juga untuk kasus ringan yang tidak mengalami kesulitan bernapas," tulis peneliti, dalam unggahan yang terbit di MedRxiv.
Menurut mereka, studi ini membuktikan hipotesis tentang Covid-19 memiliki dampak pada kemampuan kognitif manusia.
Namun, para ahli yang tidak terlibat dalam penelitian mengatakan temuan ini tidak boleh dipandang sebagai hal pasti, sebab, tes mereka tidak mengukur fungsi kognitif sebelum infeksi, dan tidak menyelesaikan tindak lanjut dalam waktu lama.
Baca Juga: Libur Panjang di Tengah Pandemi Covid-19, Jalur Puncak Macet Parah
“Secara keseluruhan (ini) adalah penelitian yang menarik tetapi tidak meyakinkan tentang efek Covid pada otak,” kata Derek Hill, profesor ilmu pencitraan medis di University College London.
Menurutnya, penting untuk menyelidiki lebih lanjut sejauh mana infeksi berdampak pada kognitif pasien dalam beberapa minggu dan bulan. Dan apakah kerusakan permanen pada fungsi otak terjadi pada beberapa pasien.
Tim peneliti pun mengatakan temuan mereka seharusnya bisa mendorong lebih banyak penelitian tentang defisit kognitif pada penyintas Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!