Suara.com - Olahraga nyatanya tak hanya bermanfaat bagi kesehatan tubuh, namun otak secara keseluruhan. Sebab olahraga juga bisa bermanfaat bagi kesehatan kognitif, kemampuan memori, dan menjaga atau meningkatkan suasana hati.
Melansir dari Health, berikut adalah beberapa penjelasan secara lengkap mengapa olahraga bisa bermanfaat bagi kesehatan otak, antara lain:
1. Kognitif
Sebuah laporan dari para peneliti Universitas Basel di Swiss dan Universitas Tsukuba di Jepang, telah menemukan bahwa olahraga baik sendiri maupun lawan atau kompetisi seperti tenis hingga sepak bola bisa bermanfaat bagi kemampuan kognitif.
Laporan tersebut menganalisis 80 studi yang mencakup berbagai jenis dan aspek olahraga termasuk latihan kekuatan, latihan ketahanan, dan intensitas olahraga dengan pengaruhnya terhadap kinerja kognitif.
Meskipun semua jenis olahraga disebut bisa meningkatkan kemampuan kognitif. Namun olahraga yang paling banyak memeberikan manfaat adalah olahraga dengan gerakan kompleks.
Sebastian Ludyga, PhD, penulis laporan tersebut menyatakan bahwa olahraga lawan atau pertandingan sangat baik untuk kesehatan otak. Olahraga jenis ini memaksa otak untuk bereaksi dengan cepat di bawah tekanan.
2. Memori
Olahraga disebut memiliki peran besar dalam meningkatkan memori. Hal ini dinyatakan oleh Wendy Suzuki, PhD, profesor ilmu saraf dan psikologi di Pusat Ilmu Saraf Universitas New York.
Baca Juga: Tips Bersepeda Aman di Tengah Pandemi Covid-19
"Saat Anda berolahraga, tubuh Anda memompa berbagai zat kimia saraf, termasuk faktor pertumbuhan yang merangsang lahirnya sel-sel otak baru di hipokampus," kata Wendy.
"Hipokampus adalah area otak yang sangat penting untuk menyimpan ingatan jangka panjang," imbuhnya.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease menemukan peningkatan 47 persen skor memori di antara kelompok yang melakukan latihan aerobik selama setahun dibandingkan mereka yang hanya melakukan latihan peregangan.
3. Suasana hati
Menurut Suzuki, hanya satu sesi olahraga bisa meningkatkan suasana hati Anda. Setiap kali berolahraga, aktivitas ini akan mendorong otak untuk melepaskan bahan kimia seperti serotonin (mengatur suasana hati, tidur, dan lapar) dan endorfin (pengangkat suasana hati alami).
Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam Preventive Medicine menemukan bahwa orang yang melakukan latihan kekuatan atau aktivitas aerobik seperti berjalan, berlari, dan bersepeda mengalami gejala depresi yang lebih sedikit.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek