Suara.com - Sebuah studi baru mengungkapkan satu episode parah ketoasidosis diabetik (DKA) pada anak-anak yang didiagnosis baru diabetes tipe 1 terkait berkaitan dengan masalah kognitif mereka.
Sedangkan pada anak-anak yang didiagnosis dengan diabetes tipe 1 lebih dahulu, terjadinya DKA berulang memprediksi kinerja kognitif yang lebih rendah setelah memperhitungkan kontrol glikemik.
Ketoasidosis diabetik (DKA) merupakan komplikasi serius namun umum dari diabetes tipe 1, menurut The Health Site.
Menurut penelitian UC Davis Health, Komplikasi ini berkaitan dengan kemampuan kognitif yang lebih rendah dan memori yang lebih buruk pada anak-anak dengan diabetes tipe 1.
Studi yang dipublikasikan di Diabetes Care baru-baru ini juga merupakan penelitian skala besar pertama yang membedakan antara dampak DKA pada anak-anak yang baru didiagnosis diabetes tipa 1 dan yang sudah didiagnosis sejak lama.
Gula darah yang tidak terkontrol menyebabkan ketoasidosis diabetik
DKA terjadi ketika diabetes tidak terdiagnosis atau tidak dikelola dengan baik. Saat ini terjadi, gula darah menjadi sangat tinggi karena zat asam yang disebut keton menumpuk ke tingkat yang berbahaya di tubuh.
Tanda awal DKA termasuk rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, dan mual, sakit perut, kelemahan dan kebingungan.
Studi tersebut menemukan di antara anak-anak yang baru didiagnosis dengan diabetes tipe 1, mereka yang mengalami DKA sedang dan berat memiliki memori jangka panjang dan IQ yang lebih buruk.
Baca Juga: Penderita Diabetes Bisa Donor Darah, Tapi Ada Syaratnya
Defisit kemampuan kognitif juga dapat memburuk seiring waktu, yang mana dibuktikan dengan lebih buruknya kinerja kognitif pada anak yang lebih dulu didiagnosis diabetes tipe 1.
Hasil dari penelitian ini menekankan pentingnya pencegahan DKA pada anak yang menderita diabetes tipe 1 dan perlunya diagnosis tepat waktu seblum komplikasi DKA berkembang. Ada peluang untuk mencegah DKA dengan pengelolaan kadar glukosa dalam darah secara tepat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!