Suara.com - Hari Stroke Sedunia diperingati setiap tanggal 29 Oktober. Jika beberapa tahun sebelumnya stroke banyak diderita oleh mereka yang berusia lanjut, kini generasi muda juga tak terhindar dari penyakit itu.
“Saat ini risiko manusia dari stroke 1 banding 4, dibandingkan dengan satu dekade lalu yang masih 1 dari 6 orang. Pencegahan stroke kini sulit dihentikan karena gaya hidup masyarakat,” ujar Presiden WSO, Prof Michael Brainin dalam pernyataannya, seperti dikutip dalam laman resmi WSO, Kamis (29/10/2020).
Kondisi itu makin parah dengan adanya krisis kesehatan dan ekonomi global saat ini. Terlebih, pandemi Covid-19 kini melanda.
Peneliti kesehatan masyarakat yang berbasis di AUT Selandia Baru, sekaligus bertugas di Komite Eksekutif WSO, Prof Valery Feigin menambahkan, 80 persen stroke terjadi pada orang-orang yang tidak dikategorikan berisiko tinggi alias usia muda, jelas hal ini sangat mengkhawatirkan.
“Kami perlu memikirkan kembali pendekatan kami. Strategi skrining pasien yang berfokus pada klinis, dan mendukung orang dengan risiko rendah dan untuk memastikan bahwa mereka tetap sehat dalam jangka panjang dan ternyata hanya ada sedikit,” kata dia.
Menurutnya, yang dibutuhkan adalah fokus terhadap implementasi kebijakan yang membahas penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, olahraga dan diet yang membantu orang membuat pilihan yang lebih sehat.
Seruan ini juga didasarkan pada Deklarasi World Stroke Organization (WSO) tentang Pencegahan Stroke dan Demensia, yang diterbitkan dalam The Lancet Neurology pada awal tahun 2020. Prinsip-prinsip utama dalam Deklarasi yang direkomendasikan oleh badan stroke global meliputi:
- Penerapan strategi luas populasi yang mengurangi paparan faktor risiko stroke seperti tembakau, alkohol dan kebijakan makanan, serta tindakan untuk mengatasi faktor risiko lingkungan, termasuk polusi udara, di seluruh umur populasi secara keseluruhan.
- Implementasi dan promosi teknologi seluler motivasi, misalnya StrokeRiskometer yang didukung WSO, untuk mengidentifikasi risiko individu dan mendukung tindakan pada faktor risiko gaya hidup di antara orang dewasa.
- Akses ke kombinasi dosis rendah dari tekanan darah generik dan terapi penurun lipid dalam satu polip untuk orang dewasa paruh baya dan lebih tua dengan setidaknya dua faktor risiko stroke perilaku atau klinis.
- Investasi, pelatihan dan penempatan petugas kesehatan komunitas untuk memfasilitasi implementasi.
Dalam artikel The Lancet Neurology, WSO menyajikan bukti penelitian gabungan yang menunjukkan kombinasi dari intervensi ini akan menurunkan kejadian dan stroke hingga 50 persen dan kejadian demensia sebesar 30 persen sambil berkontribusi pada penurunan kejadian penyakit tidak menular lainnya yang memiliki risiko yang sama.
Baca Juga: Pertolongan Serangan Stroke dengan Tusuk Jari, Dokter: Itu Tidak Benar
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini