Suara.com - Prolaps organ panggul (POP) merupakan kondisi di mana organ panggul terlepas, tidak pada tempatnya. Terjadi ketika masalah organ panggul menyerang, kandung kemih, rahim (uterus) atau usus akan turun dari posisi normal di perut bagian bawah dan menekan dinding vagina.
POP juga sering disebut sebagai hernia atau turun berok. Orang yang mengalami ini kerap mengeluhkan sakit dan nyeri yang sangat kuat di bagian panggul dan perut bagian bawah. Kondisi ini banyak terjadi pada perempuan setelah melahirkan secara normal.
Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Uroginekologi, dr. Astrid Yunita, Sp.OG (K), perempuan yang menderita POP ini cukup mengkhawatirkan, jadi perlu cepat ditangani.
“Posisi rahim yang normal berada tepat di atas vagina, namun posisi itu dapat berubah, menurun ke vagina dan ini tentu sakitnya sungguh luar biasa,” ujar dia dalam pernyataannya seperti pada rilis yang diterima Suara.com, Jumat (13/11/2020).
Menurutnya, prolaps organ panggul ini bisa terjadi pada perempuan usia berapapun, meski lebih banyak dialami oleh perempuan usia menopause, atau yang pernah melahirkan normal.
Untuk mengetahui lebih lanjut, prolaps juga dapat meliputi tiga area berdasarkan segmen dinding vagina yang mengalami penurunan, yakni:
1. Prolaps anterior yang terjadi pada dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel).
2. Prolaps posterior yang terjadi pada dinding vagina posterior (rektokel, enterokel).
3. Prolaps apikal/superior yang terjadi pada dinding vagina apikal (leher rahim/serviks, rahim/uterus, puncak vagina).
Baca Juga: Nagita Slavina Pakai Kalung Berbentuk Vagina di Sumba, Ini Maknanya
Untuk prolaps pada rahim dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Stadium 1 — Penurunan sampai dengan setengah panjang vagina
2. Stadium 2 — Penurunan lebih jauh dari stadium 1 hingga batas himen (selaput dara) atau tepi vagina sehingga dapat terlihat pada, atau setinggi celah vagina
3. Stadium 3 — Sebagian besar penurunan sudah melewati selaput dara dan berada di luar vagina
4. Stadium 4 — Penurunan maksimum dari setiap kompartemen organ pelvik
Penyebab prolaps organ panggul
Penyebab dan faktor risiko terjadinya prolaps umumnya multifaktoral (dapat lebih dari satu penyebab), yang meliputi beberapa faktor risiko yang terjadi secara bersamaan, antara lain:
1. Genetik dan ras, berkaitan dengan kolagen dan elastin yang mempengaruhi kualitas jaringan penyokong pelviks
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan