Suara.com - Baru-baru ini, Raditya Dika dan Anissa Aziza menceritakan kekhawatirannya ketika anak keduanya, Aksara Asa Nasution harus masuk ke rumah sakit lantaran bilirubinnya tinggi.
Mulanya, anak kedua mereka harus menjalani cek darah total setelah beberapa hari lahir, termasuk tes bilirubinnya. Saat hasilnya keluar, Raditya Dika dan Anissa langsung konsultasi dengan dokter.
"Begitu dicek ternyata bilirubinnya 18,9 dan batas normalnya itu harusnya 12," ujar Raditya Dika dalam channel Youtubenya.
Saat itu dokter sontak terkejut melihat hasilnya dan menyarankan Aksara menjalani terapi untuk menurunkan bilirubinnya.
"Karena hasilnya 18, dokter itu juga agak kaget langsung bilang tinggi ya bu. Lah aku juga ikutan kaget dan langsung nanya normalnya berapa," lanjut Raditya Dika.
Karena khawatir, Raditya Dika sempat mencari tahu tentang dampak bilirubin tinggi yang dialami anak kedua. Akibatnya, ia semakin panik ketika membaca kondisi ini bisa memengaruhi otak.
Bilirubin adalah zat kekuningan dalam darah yang terbentuk setelah sel darah merah rusak dan mengalir melalui hati, kantong empedu serta saluran pencernaan.
Pada bayi baru lahir dilansir dari Alodokter, salah satu tanda kadar bilirubin tinggi yaitu kondisi bayi yang kuning.
Tingginya kadar bilirubin ini juga bisa diketahui melalui pemeriksaan darah, yang biasanya dilakukan beberapa hari pertama sejak bayi lahir. Hal ini berfungsi mencegah dampak berbahaya yang mengancam keselamatan bayi.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Hiperseks Harus Dikendalikan dengan 3 Cara Ini!
Umumnya, kadar bilirubin yang normal pada bayi baru lahir di bawah 5 mg/dL. Tapi, ada pula bayi yang memiliki kadar bilirubin lebih tinggi.
Berikut ini kadar bilirubin yang tinggi sesuai tahapan usia bayi:
1. Lebih dari 10 mg/dL pada bayi usia kurang dari 1 hari
2. Lebih dari 15 mg/dL pada bayi usia 1-2 hari
3. Lebih dari 18 mg/dL pada bayi usia 2-3 hari
4. Lebih dari 20 mg/dL pada bayi usia lebih dari 3 hari
Sebenarnya kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-3 minggu. Tapi, bayi juga mungkin perlu penanganan intensif oleh dokter di rumah sakit bila kondisi lebih berat.
Penanganan medis oleh dokter bertujuan mencegah kondisi berbahaya, yaitu kernikterus, akibat jaundice yang dibiarkan terlalu lama.
Kondisi ini juga merupakan salah satu jenis kerusakan otak yang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin dalam darah bayi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?
-
Dapur Jadi Ruang Kelas: Cara Efektif Ajarkan Gizi pada Anak Melalui Memasak
-
Waspada! Ini Alasan Migrain Sangat Umum Menyerang Anak dan Remaja
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah