Suara.com - Berkeringat adalah respons tubuh yang normal saat seseorang berada di ruangan yang panas, saat berolahraga, dan bahkan ketika gugup. Tapi terkadang, tubuh mengalami kondisi yang disebut dengan keringat dingin.
Seperti dilansir dari Health, para ahli sepakat bahwa keringat dingin adalah saat seseorang mulai berkeringat tetapi merasa kedinginan. Inilah yang membuat keringat dingin sedikit berbeda dengan keringat normal.
Keringat dingin dapat digunakan untuk menggambarkan menggigil, keringat malam (yaitu berkeringat saat Anda tidur), atau diaphoresis, yaitu berkeringat sebagai respons terhadap suatu penyakit atau pengobatan. Demikian kata Arindam Sarkar, MD, seorang dokter perawatan primer dan asisten profesor kedokteran keluarga dan komunitas di Baylor University.
Ada berbagai macam hal yang dapat menyebabkan keringat dingin. Tetapi umumnya, gejalanya dapat dipersempit menjadi infeksi, demam, atau masalah kesehatan yang mendasari, seperti serangan jantung atau gula darah rendah.
Keringat dingin bahkan bisa menjadi tanda perubahan hormonal, seperti mengalami hot flash selama menopause atau tingkat hormon yang menyesuaikan kembali setelah kehamilan.
Selain itu, perasaan stres atau cemas juga bisa menyebabkan keringat dingin.
"Jarang, keringat dingin dapat menjadi indikasi penyakit tidak menular lainnya termasuk kanker, atau bahkan dapat disebabkan oleh obat-obatan," kata Roshi Gulati, MD, seorang dokter pengobatan keluarga di Rumah Sakit Pengobatan Northwestern Huntley,
Namun kondisi keringat dingin berbeda dari orang ke orang dan juga bervariasi tergantung pada penyebabnya. Tetapi secara umum, yang terjadi saat keringat dingin adalah tubuh berkeringat, panas dingin, kulit berkeringat atau telapak tangan lembap dan rasa tidak nyaman.
Jika Anda mengalami keringat dingin secara teratur atau disertai gejala seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, perasaan pingsan, atau nyeri, sebaiknya segera mencari perawatan medis.
Baca Juga: Apakah Menggigil Masuk Gejala Covid-19? Cek Jawaban Ahli
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat