Suara.com - Pilkada serentak tahun 2020 akan segera dilakukan, yakni pada 9 Desember mendatang. Perhelatan pilkada kali ini menimbulkan pro dan kontra karena berlangsung di tengah pandemi virus corona Covid-19.
Pilkada dikhawatirkan akan meningkatkan kasus virus corona Covid-19 di daerah-daerah yang menyelanggarakannya. Apalagi dengan tingkat positivity rate yang masih tinggi.
"Untuk pilkada monitor evaluasi harus harian, mialnya jumlah perhari makin naik kemudian (apabila) persentase yang positif minguan jelas naik mendekati pilkada, pemerintah harus berani menunda pilkada," kata Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM yang merupakan Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), di Chanel YouTube Narasi Tv yang diunggah pada Kamis (3/12/2020).
Menurut Zubairi, mengadakan pilkada saat Covid-19 belum mereda cukup berisiko. Apalagi dengan posotivity rate yang selalu di atas 10 hingga 15 persen.
Positivity rate sendiri merupakan rasio jumlah kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 berbanding dengan total tes di suatu wilayah. Semakin rendah positivity rate menunjukkan bahwa jumlah orang yang dites semakin banyak, pelacakan kontak yang memadai, dan tingkat infeksi yang merendah.
Positivity rate standar menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah tidak lebih dari 5 persen. Sedangkan positivity rate di Indonesia mencapai 13,55 persen per 29 November 2020. Angka tersebut jelas jauh di atas rata-rata standar dari WHO.
"Jika positivity rate Indonesia masih tinggi, selalu di atas 10 hingga 15 persen, Pilkada ya harus ditunda. Ini adalah soal nyawa rakyat. Sekali lagi saya sarankan Pilkada untuk ditunda. Sebelum semuanya kian buruk," cuit Prof. Dr. Zubairi Djoerban pada akun Twitternya, Rabu (2/12/2020).
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif