Suara.com - ASI atau air susu ibu adalah yang terbaik untuk bayi di awal kehidupan hingga usia dua tahun. Setelah usia di atas dua tahun, dokter anak menyatakan bahwa susu hanyalah sebagai pelengkap. Bahkan, menurut DR. dr. Ariani Dwi Widodo Sp. A., tidak ada anjuran khusus juga mengenai jumlah minum susu anak di atas usia dua tahun.
"Susu di luar 1000 hari pertama sifatnya melengkapi. Tergantung pada anak. misalnya (minum susu) dua kali sehari boleh. Jadi nutrisi lain bisa didapatkan dari makanan lain juga. Umumnya dua kali sehari," kata dokter Ariani dalam siaran langsung Instagram bersama Buumi Playscape, Kamis (10/12/2020).
Lebih dari dua gelas per hari juga dibolehkan. Hanya saja, Ariani mengingatakan jangan sampai susu yang diberikan menggantikan makanan. Sehingga anak sudah terlalu kenyang minum susu dan enggan konsumsi makanan lain.
Ia menyarankan, sebaiknya susu baru diberikan setelah anak makan. Susu yang diberikan untuk anak usia dua tahun ke atas harus mengandung kalsium serta karbohidrat, protein, dan lemak.
"Dalam susu ada protein. Itu salah satu zat penting untuk pertumbuhan anak. Biasanya untuk perbaikan saat anak istirahat atau sakit. Juga bantu pertumbuhan," jelasnya.
Dokter Ariani memaparkan bahwa 20 persen dari seluruh protein susu berjenis whey dan bagian terbesar 80 persen merupakan protein kasien. Kemudian protein kasein kembali terbagi jadi beberapa jenis. Salah satunya betakasein.
Betakasein terbagi menjadi varian 1 dan varian 2. Menurut dokter Ariani, Betakasein varian 2 yang banyak diteliti oleh para ahli karena kebanyakan terdapat pada sapi khusus yang hanya mengasilkan A2.
"Ada banyak penelitian mengatakan betakasein 2 lebih mudah diserap sistem pencernaan, lebih mengurangi gangguan penceraan yang ringan pada anak. Jadi diharapkan lebih nyaman, anak proses belajar juga lebih optimal," pungkasnya.
Baca Juga: Berjuang Berikan ASI, Chrissy Teigen: Normalisasi Pemberian Susu Formula
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional