Suara.com - Rencana Pemerintah Indonesia untuk menjual vaksin Covid-19 secara mandiri menuai pro dan kontra. Bahkan, baru-baru ini muncul petisi yang meminta pemerintah untuk menggratiskan vaksin Covid-19 untuk semua masyarakat Indonesia.
Petisi lewat laman Change.org itu diinisiasi oleh Sulfikar Amir, seorang Associate Professor di Nanyang Technological University.
Ia juga merupakan pakar sosiologi bencana. Dalam petisi yang bisa diakses di www.change.org/VaksinUntukSemua, Sulfikar menyayangkan rencana pemerintah untuk memberi vaksinasi gratis hanya ke 30 persen penduduk Indonesia.
“Pemerintah berencana menjual vaksin ke 70 persen rakyat melalui program Vaksin Mandiri yang dikelola Menteri BUMN. Padahal agar pandemi bisa benar-benar selesai, minimal 70 persen warga Indonesia harus diberi vaksin. Dan itu harus dilakukan secara serentak agar efektif,” tulis Sulfikar dalam keterangan pers yang diterima Suara.com, Jumat, (11/12/2020).
Sulfikar menyebut bahwa Vaksin Mandiri adalah bentuk komersialisasi yang dapat menggagalkan vaksinasi Covid-19 karena tidak ada jaminan setiap warga Indonesia mau dan mampu membayar biaya vaksin.
Menurut Sulfikar sebenarnya sangat mungkin bagi pemerintah untuk memberikan vaksin gratis kepada seluruh rakyat Indonesia. Dalam perhitungannya, anggaran untuk vaksin gratis itu hanya membutuhkan biaya 1/10 dari total anggaran Covid-19 yang sejauh ini sudah dikeluarkan pemerintah untuk menangani pandemi.
Atas dasar pertimbangan tersebur, dalam petisinya, Sulfikar Amir memiliki 4 tuntutan utama kepada Presiden Joko Widodo. Pertama, menurutnya Vaksin Mandiri yang dikelola oleh BUMN sudah seharusnya dibubarkan, sehingga program vaksinasi terpusat pada satu kementerian saja.
Kedua, menurutnya vaksin Covid-19 harus diberikan secara gratis kepada seluruh warga indonesia tanpa terkecuali. Ketiga, pakar medis, pakar kesehatan publik, pakar ilmu sosial, dan pakar ilmu ekonomi harus dilibatkan dan program vaksinasi dalam satu satuan tugas guna merencanakan dan mengawasi program vaksinasi Covid-19 secara merata, transparan, dan adil.
Sementara yang keempat, menurutnya sudah saatnya pemerintah memperbaiki sistem data dan informasi penanganan Covid-19 secara nasional sebagai basis dalam pelaksanaan vaksinasi untuk semua warga Indonesia.
Baca Juga: Puan Maharani Minta Pemerintah Pastikan Prokes dan Keamanan Vaksin
Dalam beberapa hari, petisi Sulfikar didukung ribuan orang. Para pendukung juga turut berkomentar mengenai rencana pemerintah untuk tidak menggratiskan semua vaksin.
Misalnya oleh Yoes Chandra Kenawas mengatakan, “Vaksin gratis untuk semua adalah bentuk tanggung jawab pemerintah yang paling minimal setelah berkali-kali melakukan kesalahan dalam perumusan kebijakan dari awal mulanya Covid.”
Lalu ada Agung Satrio Wibowo yang mengatakan, “Keberhasilan dalam mengatasi pandemi Covid-19 ini hanya dicapai dengan kerjasama kolektif warga negara, apabila tidak semua masyarakat mampu membayar vaksin nantinya, maka penyakit ini akan selalu ada di masyarakat.”
Di akhir petisi Sulfikar menjelaskan alau program vaksinasi gagal karena warga Indonesia harus membayar vaksin, harapan untuk kembali hidup normal dalam waktu dekat sirna sudah.
Jika tetap seperti itu, menurutnya Indonesia tidak akan terbebas dari Covid-19 untuk waktu yang lama. Dan ini akan berdampak banyak sektor termasuk ekonomi, pendidikan, pariwisata dan kesehatan masyarakat.
“Vaksin adalah harapan terakhir dalam usaha kita melawan Covid-19, jangan sampai Indonesia gagal lagi, kita harus berikan #VaksinCoronaUntukSemua,” tutup Sulfikar di petisi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Puluhan Siswa SD di Agam Diduga Keracunan MBG, Sekda: Dapurnya Sama!
-
Bernardo Tavares Cabut! Krisis Finansial PSM Makassar Tak Kunjung Selesai
-
Ada Adrian Wibowo! Ini Daftar Pemain Timnas Indonesia U-23 Menuju TC SEA Games 2025
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!