Suara.com - Badan Kepolisian Nasional Jepang merilis angka kematian pada bulan Oktober selama pandemi Covid-19 ini. Mereka melaporkan banyak orang meninggal karena bunuh diri pada bulan tersebut daripada jumlah kematian akibat virus corona Covid-19.
Melansir Insider, tingkat bunuh diri naik menjadi 2.153 pada Oktober dari 1.805 pada September. Sementara itu, jumlah kematian akibat Covid-19 mecapai 1.765 pada akhir bulan tersebut.
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang juga menjelaskan ada peningkatan jumlah kasus bunuh diri yang tercatat selama empat bulan terakhir dibanding pada 2019.
Pendiri situs konseling online Jepang Anata no Ibasho, Koki Ozora, mengatakan banyak orang yang menghubunginya adalah mereka dengan pikiran bunuh diri. "Sementara yang lain melaporkan stres dan kecemasan," kata Ozora.
Para ahli prihatin tentang bagaimana pandemi virus corona memengaruhi kesehatan mental. Terutama bagi wanita yang telah terpengaruh secara 'tidak proporsional' tahun ini.
Pemerintah mencatat ada peningkatan 83% kasus bunuh diri dibandingkan peningkatan pria 22%, meski angka kasus pada pria lebih tinggi yaitu 1.302 dibanding wanita 851.
"Ada beberapa alasan potensial untuk ini. Jumlah persentase wanita sebagai pekerja paruh waktu di industri hotel, jasa makanan dan ritel, lebih besar, di mana PHK telah terjadi," jelas Ozora.
Ia menambahkan, media Jepang juga jarang merinci secara spesifik dari suatu kasus bunuh diri.
"Sengaja tidak memikirkan metode atau motif, hanya melaporkan kasus-kasus ini sering menyebabkan peningkatan bunuh diri di masyarakat umum," sambungnya.
Baca Juga: 4 Tips Meningkatkan Omset Bisnis Online di Masa Pandemi
Sebenarnya, stres karena pandemi dan meningkatnya keinginan untuk bunuh diri tidak hanya menjadi masalah di Jepang.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan satu dari 10 orang telah melakukan bunuh diri pada November 2020 di AS.
British Journal of Psychiatry juga menemukan banyak kasus pikiran bunuh diri di masyarakat meningkat selama enam minggu lockdown di Inggris.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial