Suara.com - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta tokoh masyarakat hingga pemimpin daerah dilibatkan dalam program vaksinasi virus Corona yang akan dimulai tahun depan.
Ketua PB IDI dr. Daeng M. Faqih mengatakan program vaksinasi COVID-19 perlu teladan dari pemimpin dan berbagai tokoh agar masyarakat Indonesia mau dan tidak ragu untuk divaksin.
Daeng mengusulkan strategi komunikasi kampanye vaksinasi tidak cukup kuat jika hanya diimbau atau dijelaskan melainkan akan lebih efektif jika diberi teladan secara langsung oleh pemimpin, tokoh, atau orang yang dianggap panutan.
Dengan begitu, menurut Daeng, angka penerimaan vaksin nantinya semakin besar sehingga lebih cepat dalam membentuk kekebalan kelompok terhadap virus SARS CoV-2 di Indonesia.
"Jadi kami sangat bersyukur kalau semua pimpinan yang sudah dicontohkan oleh Pak Presiden mau dilakukan vaksinasi, dari pihak kedokteran termasuk dokter IDI juga mau, agar menjadi 'role model' untuk pertama kali disuntik vaksin, jadi ayo Kawan Vaksin ajak mereka tokoh masyarakat untuk divaksin sehingga menjadi shock teraphy kepada masyarakat bahwa vaksin itu baik," kata dia.
PB IDI membentuk Koalisi Relawan (Kawan) Vaksin yang merupakan anggotanya, untuk mau divaksin COVID-19 pertama kali. Upaya ini dilakukan untuk mengajak masyarakat ikut serta melakukan vaksinasi COVID-19.
Anggota Komisi IX DPR RI Yahya Zaini dalam kesempatan berbicara pada pelantikan Kawan Vaksin menyebutkan pemerintah, khususnya pihak Kementerian Kesehatan, agar melibatkan lebih banyak lagi lapisan masyarakat dengan pola komunikasi yang baik untuk sosialisasi vaksin.
"Libatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, kalangan perguruan tinggi, dan relawan-relawan. Di sini sangat penting kehadiran relawan, tidak saja saat pelaksanaan vaksinasi bagi yang mau, tapi menyadarkan masyarakat agar mau menerima untuk divaksinasi sebab masih ada 37 persen rakyat yang ragu untuk divaksinasi," ujar dia.
Daeng mengajak masyarakat Indonesia untuk divaksin dan tidak ragu untuk menjalani vaksinasi, sebab proses penjaminan mutu dan prosedur yang dilakukan oleh Badan POM sudah baik.
Baca Juga: Bupati Juliyatmono Siap Menerima Vaksin Covid-19 Pertama di Karanganyar
"Ada dua prosedur yang sangat penting yakni prosedur penelitian dan prosedur penilaian yang mengakibatkan diskusi di sosmed menjadi kacau, sebab hanya berdasarkan asumsi padahal dari Badan POM seperti disampaikan Bu Penny (Kepala BPOM Penny Kumumastuti Lukito, red.) itu sudah dilakukan," ujarnya.
Daeng merasa aneh jika ada masyarakat yang menolak untuk divaksin padahal vaksin seperti imunisasi cacar, campak, dan polio telah ada sejak puluhan tahun lalu.
"Kami di PB IDI agak aneh jika ada orang yang menolak vaksin padahal vaksin ini hal lumrah dan sudah dilakukan sejak dulu, mungkin jika ditelusuri secara historis semua masyarakat kita pernah divaksin," ujarnya.
Berita Terkait
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia
-
Produsen Vaksin Global Bakal Gunakan AI Demi Hadapi Pandemi Berikutnya
-
Sosok dr Abdul Azis: Ketua IDI Makassar yang Meninggal Dunia di Mekkah
-
Pengusaha Vaksin Dunia Kumpul di Bali, Bahas Strategi Jangka Panjang Industri Global
-
Realisasi vaksinasi rabies di Jakarta
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis