Suara.com - Secara naluri manusia merupakan makhluk sosial. Sementara itu perasaan kesepian juga dinilai bisa melemahkan pengendalian diri.
Penelitian dari University of Bristol, Inggris, menemukan bahwa perasaan kesepian bisa membuat seseorang kesulitan untuk berhenti merokok.
Selain itu, data dari ratusan ribu orang membuat Dr Robyn Wootton, rekan peneliti senior di Universitas Bristol dan rekannya menyimpulkan bahwa kesepian tampaknya meningkatkan kebutuhan untuk merokok.
"Kami menemukan bukti yang menunjukkan bahwa kesepian menyebabkan peningkatan merokok, dengan orang-orang lebih cenderung mulai merokok, merokok lebih banyak, dan cenderung tidak berhenti," katanya dikutil dari Mirror.
Penulis senior Dr Jorien Treur dari Amsterdam UMC menambahkan, temuan mereka mengenai merokok juga dapat menyebabkan lebih banyak kesepian masih bersifat tentatif.
"Tetapi ini sejalan dengan penelitian terbaru lainnya yang mengidentifikasi merokok sebagai faktor risiko kesehatan mental yang buruk. Mekanisme potensial untuk hubungan ini adalah nikotin dari asap rokok mengganggu neurotransmiter seperti dopamin di otak," kata Treur.
Deborah Arnott, kepala eksekutif kelompok penekan ASH, mengatakan, jika orang yang kesepian lebih cenderung mulai merokok dan merasa lebih sulit untuk berhenti, mereka lebih mungkin menderita kerugian yang disebabkan oleh rokok.
Menurutnya, penelitian itu menyoroti perlunya perokok yang menderita kesepian untuk mendapat dukungan agar bisa berhenti. Tujuannya, selain meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan hidup, tetapi juga untuk membantu mereka dalam mengatasi kesepian.
Sementara itu, menurut Dr Wootton, akibat pandemi Covid-19 kemungkinan jutaan orang yang sekarang terisolasi secara sosial, bisa mengalami insiden kesepian.
Baca Juga: Hore! Gajah Paling Kesepian di Dunia Ini Akhirnya Mendapatkan Teman
“Kami sangat tertarik untuk mengetahui bahwa kesepian mengurangi kemungkinan berhenti merokok dan kami pikir ini adalah pertimbangan yang sangat penting bagi mereka yang mencoba berhenti merokok selama pandemi,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda