Suara.com - Pandemi virus corona Covid-19 belum usai, seorang ilmuwan yang menemukan virus Ebola memperingatkan bahwa akan banyak virus yang berpotensi fatal dan mematikan di masa depan.
Profesor Jean-Jacques Muyembe Tamfum memberikan peringatan tentang lebih banyak penyakit zoonosis yang bisa menular dari hewan ke manusia. Hal ini bisa menimbulkan risiko kesehatan dan kehidupan manusia.
Menurut Tamfum dilansir dari Republic World, penyakit demam kuning, berbagai bentuk influenza, rabies, brucellosis, dan penyakit lyme bisa berpindah dari hewan pengerat atau serangga ke manusia dan menyebabkan wabah pandemi atau epidemi.
Sementara itu, Dokter Dadin Bonkole yang sedang merawat pasien di kota terpencil di Republik Demokratik Kongo (DRC), mengeluarkan peringatan serupa tentang patogen baru yang belum diketahui bisa menyebabkan "penyakit X" yang mirip dengan virus corona Covid-19.
Bonkole mengakui ada kekhawatiran bahwa penyakit X ini bisa lebih menular daripada SARS-CoV-2 dan tingkat kematiannya lebih buruk 90 persen dari Ebola. Bahkan hal itu juga sudah menjadi ketakutan ilmiah.
Ia mengatakan bahwa semua manusia perlu mewaspadai penyakit X ini, mengingat virus Ebola sebelumnya dan Covid-19 sekarang mudah sekali menyerang manusia. Saat ini pun Bongkole telah merawat seorang wanita dengan gejala demam berdarah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengumumkan berakhirnya wabah Ebola tahun ini, tepatnya pada Juni 2020. Penyakit itu telah merenggut setidaknya hampir 2.280 orang di Kongo Timur dalam kurun waktu 2 tahun.
Tapi, WHO berpendapat bahwa wabah virus corona baru-baru ini menyebabkan risiko wabah Ebola baru lainnya di Utara. Hal ini membawa manusia ke dalam tantangan kesehatan yang lebih besar.
Ilmuwan Jean-Jacques Muyembe Tamfum mengoordinasikan respons nasional Ebola dan berhasil mengembangkan pengobatan baru untuk penyakit hemoragik mematikan dan tidak dapat disembuhkan, yang banyak diderita orang di Kongo.
Baca Juga: WHO Laporkan 4 Jenis Varian Baru Virus Corona Covid-19
Tamfum mengaitkan vaksin dan perawatan medis untuk pengendalian virus mematikan seperti Ebola. Sementara itu, virus corona yang telah bermutasi menjadi varian baru di Inggris ketika para ilmuwan mengembangkan vaksin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis