Suara.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengungkapkan penyebab kasus positif di Indonesia masih tinggi. Setelah 10 bulan wabah virus corona masuk ke Indonesia, total kasus Covid-19 telah mencapai 779.548 infeksi, bertambah 7.445 kasus baru hari ini.
Menurut Wiku, penularan masih tinggi di masyarakat karena sirkulasi virus juga terus terjadi.
"Kenapa di Indonesia kasusnya masih tinggi? Karena virus masih banyak yang bersirkulasi. Kenapa sirkulasi, karena diberi kesempatan oleh manusia yang masih berkerumun. Jadi dia bisa loncat, menular," kata Wiku dalam webinar virtual Satgas Covid-19, Selasa (5/1/2021).
Ia menjelaskan bahwa setiap kali virus menular ke orang lain, jumlahnya akan semakin banyak. Sehingga populasi virus harus diturunkan agar tingkat penularan menjadi rendah.
Wiku mengingatkan, cara efektif untuk mencegah virus berpindah ke tubuh orang lain dan jadi makin banyak, dengan melakukan protokol kesehatan 3M.
"Kita perangnya sama virus, jadi harus sama smart-nya dengan mereka. Mereka hanya bisa memperbanyak jika menular. Kita cegah mereka perbanyak dengan jaga jarak, cuci tangan, dan pakai masker," ujarnya.
Terkait penanganan Covid-19, lanjut Wiku, Indonesia bisa mencontoh China dan Singapura. Kedua negara tersebut dinilai berhasil mengendalikan pandemi sehingga jumlah kasusnya hingga saat ini relatif rendah.
Menurut Wiku, setiap daerah di Indonesia mencontoh cara Singapura yang mengendalikan penularan virus corona dengan militansi dan gotong royong antara pemerintah dengan masyarakat. Ia mengatakan bahwa masyarakat harus dilibatkan dalam disiplin penerapan protokol kesehatan.
"Artinya kalau setiap kepemimpinan daerah kepulauan, provinsi pulau atau kabupaten pulau, harusnya kalau mereka mencontoh pada Singapura, satu per satu kasusnya bisa rendah sekali. Harusnya begitu. Sedangkan sebagai negara besar harus belajar dari Tiongkok," kata Wiku.
Baca Juga: Susul Indonesia, Thailand Siap Terima 2 Juta Dosis Vaksin Sinovac
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
-
HUT ke 68 Bank Sumsel Babel, Jajan Cuma Rp68 Pakai QRIS BSB Mobile
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
Terkini
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara