Suara.com - Sebuah penelitian yang terbit pada Senin (11/1/2021) mengungkap bahwa parasit umum yang terdapat dalam air atau makanan yang terkontaminasi daging mentah atau yang dimasak tidak matang kemungkinan dapat menyebabkan kanker otak langka.
Mereka menemukan bukti bahwa orang yang terinfeksi Toxoplasma gondii (T. gondii) memiliki risiko lebih tinggi menderita glioma langka namun sangat fatal.
T. gondii merupakan parasit umum yang paling sering menginfeksi orang melalui makanan atau air yang terkontaminasi daging mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi.
Sebanyak 20% hingga 50% populasi global telah terpapar parait ini, menurut penelitian tersebut.
Salah satu jenis kanker otak langka namun ganas adalah gliomatosis cerebri, tumor otak pada kanker ini berasal dari sel-sel penyokong sususan saraf pusat.
Dalam studi yang terbit di Journal of Cancer, peneliti yang dipimpin oleh ahli epidemiologi James Hodge dari departemen ilmu populasi American Cancer Society, menemukan parasit terkadang dapat membentuk kista di otak.
Menurut peneliti, kemungkinan peradangan akibat kista inilah yang bertanggung jawab atas kanker otak itu.
Hasil ini diketahui setelah Hodge dan rekannya, Anna Coghill dari departemen epidemiologi kanker di H. Lee Moffit Cancer Center dan Research Institute di Florida, melihat hubungan antara antibodi untuk T. gondii dalam sampel darah dan risiko glioma pada dua kelompok peserta studi.
"Dalam kedua kelompok, kami mengamati hubungan positif sugestif antara seropositif untuk antibodi T. gondii dan risiko glioma," tulis peneliti, dilansir CNN.
Baca Juga: Dikira Sakit Lambung, Bocah Ini Ternyata Idap Kanker Otak Stadium Empat
Risiko glioma lebih kuat pada orang yang memiliki tingkat antibodi T. gondii sangat tinggi.
“Temuan kami memberikan bukti prospektif pertama dari hubungan antara infeksi T. gondii dan risiko glioma, hasil yang harus dikonfirmasi dalam studi independen,” tulis para peneliti.
Namun, peneliti mengingatkan bahwa T. gondii tidak pasti menyebabkan glioma dalam semua situasi. Ada beberapa orang dengan glioma, bahkan, tidak memiliki antibodi T. gondii.
“Penemuan ini menunjukkan orang dengan eksposur T. gondii tinggi lebih mungkin untuk mengembangkan glioma,” tambah Coghill.
"Namun, harus dicatat bahwa risiko mutlak didiagnosis dengan glioma tetap rendah, dan temuan ini perlu direplikasi pada kelompok individu yang lebih besar dan lebih beragam," sambungnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif