Suara.com - Penyintas Covid-19 bisa memiliki antibodi alami selama lima hingga enam bulan setelah sembuh. Berdasarkan penelitian awal juga disebutkan bahwa infeksi ulang dalam jangka waktu tersebut jarang terjadi.
Tetapi beberapa bulan terakhir, dunia ramai dengan varian baru virus corona SARS Cov-2 di beberapa negara. Selain lebih menular, ada varian baru virus ini juga disebut bisa menyebabkan infeksi ulang walaupun penyintas masih dalam jangka waktu kekebalan alami.
Peneliti di Brasil menemukan lonjakan kasus infeksi ulang di Manaus, Brasil, kota barat laut di Amazon, yang dipicu oleh jenis varian yang disebut P.1.
Dari hasil penelitian padahal menunjukkan bahwa kota tersebut telah mencapai ambang kekebalan kelompok, di mana lebih dari 70 persen populasi telah terinfeksi selama musim gugur tahun lalu. Akibatnya, sistem kesehatan daerah tersebut sekarang runtuh di tengah peningkatan infeksi dan berkurangnya pasokan oksigen.
Strain baru P1 itu disebut varian yang memiliki sekitar 20 mutasi, termasuk tiga mutasi yang sangat mengkhawatirkan dan memilili kemiripan dengan yang ada di Afrika Selatan, yaitu strain K417N, E484K dan N501Y.
Mutasi itu dapat membuat virus lebih menular dan kemungkinan dapat menurunkan efektivitas vaksin terhadap varian tersebut. Ada bukti yang berkembang bahwa varian genetik baru dari virus corona, khususnya yang beredar di Afrika Selatan dan sekitar Manaus, Brasil, kemungkinan juga mampu menghindari sistem kekebalan tubuh.
Tiga mutasi strain yang serupa di Afrika Selatan dan Brasil itu sama-sama mengikat sel manusia dan beberapa antibodi. Mutasi itu menurunkan kemampuan beberapa antibodi untuk mengenali dan menetralkan virus, tim ilmuwan melaporkan dalam sebuah studi tentang varian Afrika Selatan.
Secara khusus, para ilmuwan juga melihat apakah varian dari Afrika Selatan dapat dinetralkan oleh plasma darah, yang mengandung antibodi. Penelitian dilakukan dengan mengambil plasma darah dari orang-orang yang telah terinfeksi virus lama. Hasilnya, 21 dari 44 sampel, varian baru resisten terhadap netralisasi dari serum plasma.
Tim peneliti juga menguji plasma sembuh dari pasien Covid-19 terhadap strain 501Y.V2, dan 48 persen dari 44 sampel tidak memiliki aktivitas netralisasi yang terdeteksi, tulis penulis studi. Juga disebutkan tingginya risiko ulang akibat strain tersebut.
Baca Juga: Satgas: Lonjakan Covid-19 Indonesia Bukan Akibat Varian Baru Virus Corona
"Data ini menyoroti prospek infeksi ulang dengan varian antigen yang berbeda dan mungkin menunjukkan penurunan kemanjuran vaksin berbasis lonjakan saat ini. Kami tahu bahwa Anda dapat terinfeksi ulang bahkan dengan versi virus yang sama," kata Ravi Gupta, ahli virus di Universitas Cambridge, mengatakan kepada NPR.
Meskipun begitu, masih terlalu dini untuk mengatakan seberapa sering infeksi ulang dapat terjadi.
Dokter spesialis penyakit menular di Fundação de Medicina Tropical Doutor Heitor Vieira Dourado di Manaus, Brasil, Marcus Vinicius Lacerda mengatakan, dia yakin bahwa infeksi ulang itu yang memicu wabah kembali terjadi di kota Brasil.
Namun, para peneliti sedang bekerja untuk mengkonfirmasi hal-hal yang belum diketahui dengan jelas akibat varian baru itu. Seperti dampaknya terhadap kemanjuran vaksin, terapi, dan penularan virus.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!