Ilustrasi epilepsi. (Shutterstock)
- Kebingungan sementara
- Melamun
- Gerakan menyentak tak terkendali pada lengan dan kaki
- Kehilangan kesadaran
- Gejala psikis seperti ketakutan, kecemasan atau deja vu
Saat mengalami kejang, seseorang yang mengalami epilepsi sangat berisiko membahayakan orang lain dan dirinya sendiri. Berikut beberapa hal yang bisa terjadi kepada seseorang yang mengalami epilepsi:
- Seseorang yang mengalami epilepsi sangat berisiko mengalami jatuh saat kejang. Hal ini dapat membuat tubuhnya terluka karena gesekan atau benturan. Lebih parahnya hal ini bisa menyebabkan gegar otak dan patah tulang.
- Penderita epilepsi berisiko tenggelam saat dirinya berada di air. Hal ini karena bisa saja ia mengalami kejang saat sedang berenang.
- Seseorang yang mengalami epilepsi bisa berisiko mengalami kecelakaaan. Hal ini karena dirinya kehilangan kesadaran. Tidak hanya membahayakan dirinya, hal ini juga berdampak pada pengendara lain.
- Untuk perempuan yang mengalami epilepsi saat hamil dapat menyebabkan bahaya bagi ibu dan bayi. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi kehamilan yang menyebabakan risiko cacat lahir. Selain itu, bisa juga menyebabkan keguguran.
- Seseorang yang mengalami epilepsi cenderung mengalami gangguan emosional seperti depresi, kecemasan, dan stres yang berlebih. Hal ini bisa berisiko untuk dirinya melakukan bunuh diri.
Jika seseorang pernah mengalami epilepsi, diharapkan untuk menghubungi dokter agar mendapat perawatan. Hal ini sangat berguna untuk mencegah risiko-risiko yang dapat membahayakan dirinya dan orang lain.
(Penulis:Fajar Ramadhan)
Komentar
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat