Suara.com - Minggu 31 Januari 2021 lalu diperingati sebagai Hari Kusta Sedunia atau World Leprosy Day. Momen ini menjadi waktu tepat untuk mengampanyekan penyakit kusta, yang oleh sebagian masyarakat awam sering dikira sebagai panu.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dr. Zunarsih, Sp.KK mengatakan karena sama-sama memiliki gejala bercak putih di kulit, kedua penyakit ini kerap disamakan.
Padahal kesamaannya hanya sama-sama menular, namun ada perbedaan jelas di antara kedua penyakit kulit ini, yaitu pada penyebabnya.
Penyakit kulit panu disebabkan karena infeksi jamur. Sedangkan pada sakit kusta disebabkan infeksi bakteri Mycrobacterium Leprae.
Panu dan kusta seringkali sulit dibedakan karena sama-sama menimbulkan bercak putih. Tapi yang perlu diingat, bercak putih di antara keduanya punya perbedaan jelas.
"Jadi untuk bedakan panu dengan kusta, pertama dia sama-sama bercak putih, tapi kalau kusta dari kecil menjadi besar, dari sedikit menjadi banyak itu perlu waktu yang lama bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun," ujar dr. Zunarsih beberapa waktu lalu dalam acara temu media di Kementerian Kesehatan RI.
Alasan bercak putih lebih lama melebar, ini karena bakteri penyebab kusta butuh waktu lama untuk membelah diri.
Berbeda pada sakit panu, yang dalam waktu 1 hingga 2 minggu bisa langsung melebar dan banyak di sekujur tubuh.
Ditambah kusta tidak akan mempan menggunakan salep atau obat panu akibat jamur.
Baca Juga: Hari Kusta Sedunia 2021: Ini 8 Provinsi yang Belum Berhasil Eliminasi
"Pasien coba obati sendiri dengan obat-obatan panu, dan kalau memang sudah diobati dengan obat-obatan panu seperti salep atau jamur, atau Daktarin," jelas dr. Zunarsih.
"Dia itu tidak sembuh-sembuh, dia bercak putih seperti panu, dengan dikasih obat panu tidak sembuh-sembuh, maka harus berpikir jangan-jangan ini kusta," sambung dokter yang juga Sekretaris Kelompok Studi Morbus Hansen Indonesia (KSMHI) itu.
Bercak putih pada panu biasanya area akan terasa sangat gatal. Tapi pada kusta cenderung tidak gatal, tapi menyebabkan bercak putih yang lebih kering karena menyerang jaringan saraf.
"Jadi bercak putih lebih kering daripada kulit di sekitarnya," ungkap anggota pengurus Persatuan Dokter Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) itu.
"Bagaimana tahu dia lebih kering? Biasanya kalau diraba dia lebih kasar bersisik. Kemudian kalau pasien berkeringat, area kulit di sekitarnya akan basah. Itulah bedanya kusta dengan panu," pungkas dr. Zunarsih.
Berita Terkait
-
Review Film The Cursed Land: Horor dengan Sentuhan Islam yang Mencekam
-
Ketika Horor Thailand Mengusung Elemen Islam dalam Film The Cursed Land
-
Bukan Panu, Inilah 6 Penyebab Munculnya Bercak Coklat pada Kulit
-
5 Bahan Alami untuk Mengobati Penyakit Panu, Nggak Harus ke Dokter!
-
4 Cara Mengatasi Panu, Coba Pakai Bahan Alami Ini biar Nggak Gatal-Gatal Lagi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar