Suara.com - Dalam dunia sains atau penelitian, Profesor Andrew Brooks bukan nama sembarangan, khususnya keberhasilannya menemukan tes saliva untuk mendeteksi Covid-19.
Tes saliva adalah metode menegakkan diagnosa Covid-19 yang cukup hanya menggunakan air liur. Metode tes ini sudah disetujui dan diakui Badan Pengawasan Obat (BPOM) Amerika Serikat, yaitu FDA.
Metode tes saliva ini sudah dilakukan sejak April 2020 lalu dan dilakukan kepada lebih dari 4 juta orang.
Itulah mengapa Prof. Andrew juga disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, yang bekerja keras untuk menyudahi pandemi Covid-19.
Kepergian Prof. Andrew pada 23 Januari 2021 lalu menimbulkan luka mendalam. Profesor kelahiran Bronxville New York, Februari 1969 itu menghembuskan nafas terakhirnya karena mengalami serangan jantung, seperti mengutip The Scientist, Rabu (3/2/2021).
Alih-alih besar di New York, Prof. Andrew justru besar di wilayah tetangga yakni New Jersey.
Ia kuliah di Universitas Cornell untuk mengejar karir sebagai dokter. Tapi setelah bekerja sebagai pemagang di Memorial Sloan Kettering Cancer Center, ia bertekad mempelajari tentang penyakit infeksi manusia.
Pada tahun 2000, lelaki yang menutup mata di usia 51 itu berhasil menyabet gelar PhD atau predikat doktor di bidang mikrobiologi dan imunologi University of Rochester.
Setelah lulus dan mendapat gelar profesor, selama 4 tahun ia menjadi direktur medis di fasilitas kesehatan University of Rochester.
Baca Juga: Waspada, Pakai Air Liur untuk Pelumas saat Bercinta Justru Berbahaya!
Akhirnya di 2005 ia kembali ke New Jersey dan bertugas sebagai direktur Bionomics Pusat Riset dan Teknologi, yaitu sebuah intitusi penelitian gabungan antara Rutgers University dan beberapa lembaga medis lainnya.
Selama itu pula, ia dan rekan penelitinya berhasil membuat produk yang dikembangkan dari ilmu pengetahuan sains. Produk tersebut diperjualbelikan dan dijadikan bisnis.
Hingga pada 2018, Prof. Andrew berkontribusi dalam perusahaan besutan Rutgers University di bidang sains yang meneliti tentang sampel penyakit bernama RUCDR Infinite Biologics.
Di RUCDR inilah ia merancang tes saliva untuk melihat DNA, enzim dan penyakit dari ludah manusia, termasuk belakangan tes ini diujicoba pada sakit Covid-19.
"Kami bekerja dengan tantangan setiap harinya mengunakan air liur, dan (Covid-19) adalah salah satu target sampel baru untuk diuji dan dideteksi," ujar Prof. Andrew.
Sebelumnya Menteri Riset dan Teknologi atau Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/ Kepala BRIN) Profesor Bambang Brodjonegoro sedang mempertimbangan penggunaan metode tes saliva untuk menguji Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C
-
Waspada Ancaman di Tanah Suci: Mengapa Meningitis Jadi Momok Jemaah Haji dan Umrah Indonesia?