Suara.com - Kementerian Kesehatan mencatat bahwa kasus kusta pada anak di Indonesia masih cukup tinggi. Untuk itu orang tua harus pandai-pandai menjaga agar anak tidak tertular.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan bahwa tingginya kasus kusta pada anak menunjukan bahwa penularan dari orang dewasa masih banyak terjadi.
"Karena biasanya penularan kusta terbanyak pada orang dewasa. Kalau anak mengalami kusta berarti memiliki kontak erat dengan orang dewasa penderita kusta. Kalau ini tidak dideteksi cepat, kalau kemudian risiko akan dapat menular ke orang lain," kata Nadia dalam siaran langsung bersama Radio Kesehatan Kemenkes, Jumat (5/2/2021).
Penularan kusta membutuh waktu antara 2-5 tahun dengan intensitas kontak cukup erat. Artinya, melihat kasus kusta pada anak cukup tinggi, menurut Nadia, kemungkinan besar anak tertular dari anggota keluarganya.
Masalah sumber penularan itu diakui Nadia belum bisa ditangani oleh Kemenkes. Oleh sebab itu, ia meminta agar masyarakat kenali gejala kusta berupa bercak pada kulit yang mati rasa perlu dicurigai sebagai kusta.
"Walaupun semua fokus dan prioritas pada covid, kita diharapkan dengan adanya kegiatan pembatasan kegiatan masyarakat, berharap para anggota keluarga mengenali bercak kalau memang mati rasa kita curiga ini penyakit kusta," kara Nadia.
Sebelum berakibat fatal menularkan kepada orang lain, disarankan untuk secepat mungkin memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan. Nadia menyampaikan, jika kusta terlanjur menular pada anak dan terlambat diobati berisiko menimbulkan kecacatan.
"Jangan sampai anak menderita kusta terlambat diobati dan menimbulkan kecacatan. Tentunya ini bisa menimbulkan stigma dan diskriminasi dan permasalahan sosial ke depan," ucapnya.
Baca Juga: Masih Nunggak, Kemekes Janji Insentif Tenaga Kesehatan Pasti Cair
Berita Terkait
-
Lowongan Kerja Kemenkes Oktober 2025: Ini Jadwal, Posisi, Syarat dan Cara Daftarnya
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
-
Evaluasi Setahun Pemerintahan Prabowo, Kinerja Kemenkes hingga BGN Dinilai Layak Dievaluasi
-
Buntut Ribuan Siswa Keracunan, Kemenkes Terbitkan Aturan Baru Keamanan Pangan untuk Program MBG
-
Putus Rantai Cacingan, Kemenkes Ajak Orang Tua Rutin Beri Obat Cacing dan Jaga Kebersihan Anak
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 7 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Alpha Arbutin untuk Hilangkan Flek Hitam di Usia 40 Tahun
- 7 Pilihan Parfum HMNS Terbaik yang Wanginya Meninggalkan Jejak dan Awet
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru