Suara.com - Banyak pasien kanker paru datang dalam kondisi stadium lanjut saat dilarikan ke rumah sakit. Ini terjadi karena kanker paru tidak memiliki gejala khas saat masih stadium awal.
Dokter spesialis paru dr. Sita Andarini, Sp.P(K). Ph.D., menjelaskan jika pasien datang dalam kondisi stadium 4, maka sangat mungkin pasien sudah mengalami komplikasi.
"Sudah ada penyebaran baik itu berupa cairan di paru, rongga dada, qdapun tempat lain," jelas dokter Sita dalam webinar online Pisat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI), Minggu (7/2/2021) kemarin.
Dokter Sita menjelaskan, kanker paru tidak menimbulkan gejala saat stadium awal karena paru tidak memiliki saraf. Itu membuta pasien tidak merasa sesak atau tidak merasa nyeri apa pun.
"Jadi yang kita inginkan adalah tetap skrining atau pemeriksaan kesehatan rutin terutama pada yang beresiko tinggi," ucapnya.
Kelompok orang yang berisiko tinggi alami kanker paru salah satunya laki-laki di atas 40 tahun dengan riwayat merokok. Juga kalau mengalami gejala respirasi batuk, sesak, batuk darah selama dua minggu tidak kunjung sembuh dengan pengobatan biasa.
"Itu wajib pemeriksaan ke dokter ataupun melakukan pemeriksaan lanjutan misalnya pemeriksaan foto thorax atau CT-Scan," ujar doktet Sita.
Ia menyampaikan bahwa risiko perokok aktif untuk mengalami kanker paru sebesar 13,6 kali lipat dibandingkan orang yang tidak merokok.
Sedangkan perokok pasif juga berpotensi sakit kanker paru hingga empat kali lipat dibandingkan orang yang tidak terpapar asap rokok.
Baca Juga: Sudah Sembuh dari Covid-19 Ringan, Mendadak Paru-Paru Wanita Ini Kolaps
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis