Suara.com - Hemofilia merupakan gangguan pembekuan darah yang dapat membuat pendarahan berlangsung lama saat terluka.
Hal ini umumnya terjadi akibat darah kekurangan protein. Akibatnya, pendarahan bisa terjadi cukup parah dan berpotensi merusak organ serta jaringan tubuh lainnya.
Umumnya saat terjadi pendarahan, sel-sel dalam darah akan membentuk gumpalan untuk menghentikan pendarahan. Namun, pada penderita hemofilia hal ini tida bekerja dengan baik, sehingga darah terus mengalir.
Dilansir dari Mayoclinic, penderita hemofilia juga bisa disebabkan karena keturunan. Biasanya seseorang yang memiliki riwayat keluarga hemofilia, dapat berpotensi mengalaminya juga.
Kondisi kelainan ini juga bisa disebabkan faktor-faktor yang menyerang pembekuan darah di dalam tubuh, di antaranya:
- Kehamilan
- Kondisi autoimun
- Kanker
- Sklerosis ganda
Seseorang yang mengalami hemofilia juga memiliki gejala yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada tingkat faktor pembekuan darah pada tubuh.
Jika faktor pembekuan sedikit berkurang, biasanya ia akan mengalami pendarahan setelah operasi atau trauma. Namun, jika kondisinya parah, biasanya ia dapat mengalami pendarahan secara spontan. Tanda-tanda ini biasanya dapat dilihat, di antaranya:
- Pendarahan yang tidak dapat dijelaskan dan berlebihan dari luka atau luka, atau setelah operasi atau perawatan gigi
- Banyak memar besar atau dalam
- Pendarahan yang tidak biasa setelah vaksinasi
- Nyeri, bengkak atau sesak di persendian
- Darah dalam urin atau tinja
- Mimisan tanpa penyebab yang diketahui
- Pada bayi, iritabilitas yang tidak dapat dijelaskan
- Pendarahan ke otak
Penderita hemofilia juga bisa memiliki benjolan kecil di kepala yang dapat menyebabkan pendarahan ke otak. Hal ini bisa terjadi bagi sebagian orang yang menderita hemofilia parah.
Selain itu kondisi ini jarang terjadi, tetapi menjadi salah satu komplikasi paling serius. Tanda dan gejalanya meliputi:
Baca Juga: Peneliti Jepang Kembangkan Obat Covid-19 Parah, Bagaimana Cara Kerjanya?
- Sakit kepala berkepanjangan
- Muntah berulang kali
- Kantuk atau lesu
- Kelemahan atau kecanggungan tiba-tiba
- Kejang
Untuk penderita hemofilia, biasanya pengobatan yang dilakukan dengan menyuntikan hormon yang merangsang sel-sel untuk proses pembekuan darah.
Pengobatan yang dilakukan juga disesuaikan dengan tingkat keparahan hemofilia yang dialaminya. / Fajar Ramadhan
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini