Suara.com - Sebuah penelitian menunjukkan risiko penularan virus corona penyebab sakit Covid-19 di permukaan peralatan olahraga lebih rendah dari yang diperkirakan.
Para peneliti yang dipimpin oleh Liverpool School of Tropical Medicine tersebut mencoba meneliti partikel virus yang hidup pada sembilan jenis peralatan olahraga.
Mereka menyimpulkan, tuduhan bahwa bola dan aksesori peralatan olahraga menjadi penyebab utama transmisi tidaklah mungkin.
Melansir dari BBC, studi menemukan virus tidak dapat ditularkan melalui bahan yang menyerap seperti sarung tangan kriket dan bola tenis, dibanding dengan peralatan yang tidak berpori seperti sadel balap dan bola rugby.
Para peneliti menyimpulkan, kontak dekat dengan para pemain kemungkinan menjadi cara yang lebih mungkin untuk menyebarkan virus dibanding berbagi peralatan.
James Calder, dari Imperial College dan Klinik Fortius, mengatakan temuan pada penelitian ini tidak hanya untuk atlet namun juga untuk komunitas olahraga di sekolah.
"Ini menunjukkan bahwa risiko penularan saat berbagi peralatan olahraga lebih rendah daripada yang diperkirakan, dan ini menyorot pentingnya mempromosikan langkah-langkah pengendalian infeksi lain dalam berolahraga, sementara mendesak produsen peralatan untuk mengidentifikasi permukaan yang kemungkinan kecil menyimpan penularan virus,” ungkapnya melalui BBC (11/2/2021).
Selama penelitian, virus corona hidup dengan dosis rendah dan dosis yang tinggi, yang diaplikasikan pada sarung tangan kriket, sepak bola, bola golf, busa lubang gym, sadel kuda, bola kriket merah dan putih, bola rugby dan bola tenis.
"Apa pun yang sedikit menyerap seperti bola tenis dan beberapa bola kriket kasar, sangat sulit untuk menularkan virus. Jadi, penularan dari peralatan olahraga mungkin sangat rendah dalam kasus ini,” ungkap Dr Emily Adams, dosen senior di Liverpool School of Tropical Medicine.
Baca Juga: Seorang Bisa Terinfeksi Dua Jenis Covid-19 Sekaligus, Ini Cara Cegahnya
Menurutnya, olahraga seperti tenis harus difokuskan pada pemain dan bagaimana pemain berinteraksi sebelum pertandingan, dibanding risiko penularan pada peralatan olahraga.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak