Suara.com - Baru-baru ini, sebuah penelitian baru menemukan makan telur 3 kali seminggu bisa meningkatkan risiko kematian dini. Tapi, temuan penelitian ini telah menjadi perdebatan.
Dr Nighat pun mengimbau semua orang untuk tidak ragu mengonsumsi telur hanya karena temuan satu penelitian ini. Karena, telur juga memiliki banyak manfaat kesehatan.
Telur adalah sumber vitamin D yang berlimpah, vitamin B dan vitamin A yang bagus untuk mata. Selain itu, telur juga memiliki jumlah kalori yang tidak terlalu banyak, tergantung pada ukuran telurnya.
"Telur bisa menurunkan berat badan karena cukup mengenyangkan dan membuat Anda tetap bertahan sampai waktu makan siang tiba," kata Dr Nighat dikutip dari Express.
Menurut Dr Nighat, satu yang perlu diperhatikan adalah cara mengolah telur. Karena, telur yang digoreng bisa meningkatkan kandungan lemak hingga 50 persen.
Sebelumnya, studi baru itu menunjukkan bahwa mereka yang mengonsumsi 300 miligram kolesterol tambahan sehari, sekitar 3 telur seminggu 19 persen lebih mungkin meninggal selama 16 tahun ke depan.
Kematian akibat kanker dan penyakit kardiovaskular masing-masing meningkat 24 dan 16 persen. Penelitian itu juga mengaitkan kebiasaan makan telur dengan penyakit pernapasan, seperti Alzheimer dan diabetes.
"Dalam penelitian ini, asupan telur dan kolesterol dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi pada penyakit kardiovaskular dan kematian akibat kanker," kata Profesor Yu Zhang, dari Universitas Zhejiang.
Profesor Yu Zhang mengatakan peningkatan risiko kematian terkait dengan konsumsi telur, sebagian besar dipengaruhi oleh kadar kolesterol yang tinggi.
Baca Juga: Studi: Peralatan Olahraga Tak Sebarkan Virus Corona Covid-19
Karena itu, temuan ini menyarankan semua orang membatasi asupan kolesterol dan mengganti telur utuh dengan telur putih atau mengganti sumber protein alternatif.
Namun, Dr Nighat yang seorang ahli kesehatan menyarankan agar tidak terpaku dengan satu penelitian ini saja. Dr Duane Mellor, Pengajar Senior di Fakultas Kedokteran Aston, Universitas Aston, mengatakan temuan ini bermaksud menyarankan seseorang untuk menghitung banyaknya telur yang dikonsumsi, bukan cara memasaknya.
"Pengaruh makanan yang dikonsumsi dengan telur tidak terlalu dipermasalahkan. Kita semua tahu telur bisa dikonsumsi sebagai makanan diet," jelas Dr Duane.
Para peneliti pun mencoba membuat hipotesis tentang efek menukar telur utuh dengan putih telur, pengganti telur, ikan, susu dan kacang-kacangan.
Tapi, gagasan mengganti telur dalam makanan dengan cara ini tidak diuji dalam penelitian dan sebaliknya mereka membandingkan orang yang mengonsumsi makan telur dan tidak mengonsumsinya.
Profesor Zhang juga tidak meminta masyarakat untuk meremehkan manfaat kesehatan dari makan telur. Ia mengatakan bahwa telur tinggi protein, vitamin dan nutrisi yang baik untuk menu diet.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Uang Jemaah Disita KPK, Khalid Basalamah Terseret Pusaran Korupsi Haji: Masih Ada di Ustaz Khalid
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 24 September 2025: Kesempatan Dapat Packs, Coin, dan Player OVR 111
- Apa Kabar Janji 50 Juta Per RT di Malang ?
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis