Suara.com - Pakar China dan warganya meminta Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk memperluas skala penyelidikan asal-usul virus corona secara global, terutama di negara yang memiliki bukti penemuan wabah sebelum teridentifikasi di Wuhan.
Permintaan ini muncul setelah WHO mengumumkan hasil penyelidikan mereka dan mengatakan semua hipotesis tentang asal-usul SARS-CoV-2 tetap terbuka.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan dalam konferensi pers Jumat (12/2/2021) kemarin bahwa ringkasan temuan tim penyelidik di China akan segera dirilis minggu depan, dengan versi yang lebih lengkap dari laporan minggu sebelumnya.
"Beberapa pertanyaan telah diajukan tentang apakah ada hipotesis telah dibuang. Setelah berbicara dengan beberapa anggota tim, saya ingin memastikan bahwa semua hipotesis tetap terbuka dan memerlukan analisis dan studi lebih lanjut," kata Tedros, dilansir Global Times.
Tim WHO telah menyelidiki empat hipotesis utama atas sumber virus, yakni penularan langsung dari hewan ke manusia, virus berpindah ke manusia melalui inang perantara, penularan terkait rute makanan beku, dan penularan terkait laboratorium.
Pemimpin tim penyelidik WHO, Peter Ben Embarek, mengatakan mereka masih memerlukan survei lebih lanjut yang tidak hanya dilakukan di China, untuk mengetahui apakah jenis hewan lain bisa menjadi resevoir atau inang virus.
Pakar pernapasan di Universitas Peking Rumah Sakit Pertama, Wang Guangfa, mengatakan kemungkinan virus berasal dari China kecil, terutama dari data investigasi saat ini.
Menurut Wang, virus corona dibawa dari negara lain melalui pelancong atau cara lainnya. Ia menyarankan agar WHO melihat ke Spanyol, Brasil, dan Italia, untuk petunjuk kasus Covid-19 yang dilaporkan negara tersebut.
"Investigasi keterlacakan virus adalah masalah ilmiah. Investigasi yang diselenggarakan WHO tidak menargetkan negara mana pun, juga tidak dapat diprakirakan sebelumnya. Bahkan, jika suatu negara ditemukan sebagai negara sumber, itu tidak boleh disalahkan atau menjadi alat untuk serangan politik," tandas Wang.
Baca Juga: Pemerintah: Komorbid dan Penyintas Covid-19 Juga Bakal Dapat Vaksin
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara