Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengeluarkan panduan baru bagi orang-orang yang sudah mendapat vaksinasi virus corona Covid-19. Orang yang sudah mendapat vaksin Covid-19 penuh tidak perlu karantina jika mereka terpapar virus lagi dari orang yang terinfeksi.
Divaksin secara penuh berarti orang tersebut sudah mendapat dosis kedua dari vaksin dua dosis atau satu dosis dari vaksin dosis tunggal pada minimal dua minggu sebelumnya.
"Vaksinasi telah dibuktikan untuk mencegah gejala Covid-19, penularan gejala dan pra-gejala dianggap memiliki peran yang lebih besar dalam penyebaran virus daripada penularan murni tanpa gejala," kata CDC, dilansir Health.
Namun, CDC juga mengatakan risiko penyebaran virus corona dari orang yang sudah divaksinasi penuh ke orang lain masih belum pasti.
Pakar penyakit menular dan peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security, Maryland, Amesh A. Adalja, MD, mengatakan hal ini sesuai dengan apa yang ia arahkan kepada pasiennya yang baru sembuh dan memiliki kekebalan.
Adalja merujuk pada data vaksin dari organisasi pemeliharaan kesehatan Israel (HMO) yang menunjukkan rendahnya tingkat infeksi.
Di pusat pengujian Covid-19 terbesar di Israel, para peneliti mengamati penurunan signifikan dalam jumlah infeksi di antara kelompok usia yang paling banyak divaksinasi.
Ini menunjukkan, meski orang yang divaksin terpapar virus dan terinfeksi, mereka cenderung tidak menulari orang lain.
"Ditambah lagi, secara biologis tidak masuk akal bagi saya, jika vaksin yang sangat efektif dalam mencegah penyakit simptomatik (bergejala) tidak berpengaruh pada penularan," tutur Adalja.
Baca Juga: Vaksin Tak Bikin Gejala Memburuk, Odapus Disarankan Ikut Vaksinasi
Panduan CDC kemungkinan besar akan berkembang seiring semakin banyaknya data vaksin yang tersedia.
Namun, meski orang yang sudah divaksinasi penuh mungkin tidak perlu karantina, mereka harus tetap memperhatikan gejala Covid-19 selama 14 hari setelah terpapar.
Jika mengalami gejala, orang tersebut harus dievaluasi dan mungkin menjelani tes Covid-19.
Selain itu, CDC menekankan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, terutama mamakai masker dan menjaga jarak, serta menghindari kerumunan saat di ruang berventilasi buruk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
-
Menkeu Purbaya Klaim Gugatan Tutut Soeharto Sudah Dicabut, Tapi Perkara Masih Aktif
-
Kepsek Roni Ardiansyah Akhirnya Kembali ke Sekolah, Disambut Tangis Haru Ratusan Siswa
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan