Suara.com - Para ahli mengungkapkan bahwa virus corona Covid-19 bisa menyebabkan gangren, karena penyakit ini bisa membuat tubuh menyerang diri sendiri.
Para peneliti mengatakan sistem kekebalan tubuh bertanggung jawab atas gejala jangka panjang dan aneh di antara pasien virus corona Covid-19 yang menderita parah.
Kebanyakan orang yang tertular virus corona akan mengalami gejala, seperti batuk terus-menerus, kehilangan indra penciuman dan perasa serta demam tinggi.
Sedangkan, sepertiga dari pasien virus corona tidak mengalami gejala apapun. Tapi, banyak pasien virus corona yang menunjukkan gejala nyeri sendi dan nyeri otot.
Orang yang menderita virus corona Covid-19 dalam kondisi parah dapat mengalami radang sendi rheumatoid dan myositis autoimun, yang biasa disebut sebagai Covid-19 toes.
Sampai sekarang, dokter telah berjuang mencari tahu penyebab masalah ini. Tapi, para ahli di Universitas Northwestern di Amerika Serikat telah menggunakan gambar radiologis untuk mengidentifikasi penyebabnya adalah sistem kekebalan tubuh kita sendiri.
"Kami telah menyadari bahwa virus corona Covid-19 bisa membuat tubuh menyerang dirinya sendiri dengan cara yang berbeda, yang dapat menyebabkan masalah reumatologi dan memerlukan penanganan seumur hidup," kata Dr Swati Deshmukh dalam jurnal Skeletal Radiology dikutip dari The Sun.
Para ahli mengumpulkan data dari pasien di Rumah Sakit Memorial Northwestern antara Mei hingga Desember 2020. Beberapa pasien yang mengalami gejala jangka panjang, membutuhkan perawatan medis, menerima MRI, CT scan atau scan ultrasound.
Berdasarkan pemindaian inilah para peneliti menentukan penyebabnya. Dr Deshmukh mengatakan bahwa banyak pasien dengan gangguan muskuloskeletal terkait virus corona bisa pulih, tapi beberapa orang justru gejalanya berkembang serius.
Baca Juga: Penting Diketahui, Berikut Tujuh Tanda Sistem Kekebalan Tubuh Melemah
"Kondisi ini sangat mengkhawatirkan bagi pasien dan bisa berdampak pada kualitas hidupnya, sehinga mereka harus mendapatkan perhatian medis," jelasnya.
Para peneliti melalui pemindaian itu juga menemukan peradangan, kerusakan saraf dan pembekuan darah yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap serangan virus.
"Kita mungkin melihat pembengkakan dan perubahan inflamasi pada jaringan, hematoma atau gangren. Beberapa pasien mengalami luka saraf dan lainnya mengalami gangguan aliran darah," kata Dr Deshmukh.
NHS menyatakan bahwa gangren adalah kondisi serius di mana seseorang kehilangan suplai darah, yang menyebabkan jaringan tubuh mati.
Kondisi ini bisa memengaruhi bagian tubuh mana pun, tapi paling sering terjadi jari kaki, kaki, jaringan tangan dan tangan. Kondisi ini bisa terjadi akibat infeksi, cedera atau kondisi jangka panjang yang memengaruhi sirkulasi darah.
Semua orang bisa terkena gangren, tapi beberapa kelompok lebih berisiko daripada lannya. Tapi, orang yang menderita diabetes, mengidap Raynaud dan orang dengan aterosklerosis lebih berisiko tinggi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital