Suara.com - Penyakit hati berlemak atau fatty liver adalah istilah medis untuk berbagai kondisi yang disebabkan oleh penumpukan lemak di hati. Ada dua jenis utama penyakit hati berlemak, seperti alkoholik dan non-alkohol.
Pada awalnya, Anda mungkin tidak mengalami gejala ketika menderita penyakit hati berlemak. Tetapi seiring perkembangan kondisi, Anda mungkin menjadi sangat tidak sehat.
Padahal kerusakan atau masalah kesehatan yang makin parah bisa menyebabkan perubahan hormonal, seperti mengecilnya ukuran testis pria.
Ukuran testis mungkin menjadi lebih kecil pada pria dan mereka justru bisa mengembangkan lebih banyak jaringan payudara. Pada wanita, penyakit hati berlemak mungkin menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Dilansir dari Express, tanda-tanda penyakit hati berlemak lainnya yang serius, termasuk:
- Kulit yang gatal
- Kulit dan bagian mata menguning (penyakit kuning)
- Kemerahan di telapak tangan
- Rambut rontok
- Pembengkakan di bagian perut dan tungkai
- Mudah memar dan berdarah
- Perasaan bingung dan kesulitan berkonsentrasi
Menurut NHS, penyakit hati berlemak sering didiagnosis jika tes darah yang disebut tes fungsi hati menunjukkan hasil tidak normal dan kondisi hati lainny, seperti hepatitis.
Tapi, tes darah tidak selalu menangani penyakit hati berlemak. Masalah kesehatan ini bisa terlihat selama pemindaian ultrasonografi perut.
Ciri-ciri orang berisiko
Para ahli tidak tahu persis penyebab beberapa orang menderita penyakit hati berlemak dan lainnya tidak. Tapi, penyakit hati berlemak ini berkaitan dengan faktor gaya hidup yang buruk.
Baca Juga: Dampak Virus Corona, Angka Harapan Hidup di Amerika Serikat Turun!
Menurut Mayo Clinic, penyakit hati berlemak berkaitan dengan obesitas, resistensi insulin, gula darah tinggi dan kadar lemak tinggi.
"Pada beberapa orang, kelebihan lemak ini bertindak sebagai racun bagi sel-sel hati, yang menyebabkan peradangan hati dan NASH yang bisa menyebabkan penumpukan jaringan perut di hati," jelasnya.
NASH adalah bentuk agresif dari penyakit hati berlemak, yang dapat berkembang menjadi jaringan parut lanjut (sirosis) dan gagal hati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
-
SoftBank Sutradara Merger Dua Musuh Bebuyutan GoTo dan Grab
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
Terkini
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil