Suara.com - Beredar di media sosial, potongan gambar yang memperlihatkan klaim risiko bahaya vaksinasi Covid-19 bagi penanganan HIV dan kanker di Indonesia.
Dikutip dari Covid19.go.id, sebuah akun Instagram dengan anama dr_lois7 mengunggah cuplikan foto yang menyebut dampak vaksinasi bagi kesehatan.
Sejumlah penyakit mulai dari HIV, kanker, diabetes, hingga stroke dan autisme disebutkan sebagai dampak negatif vaksinasi flu. Berikut narasinya:
“Inilah daftar penyakit akibat semua Vaksin!! Vaksin Flu sama dgn vaksin Covid. Mereka cuma pura2 aja meneliti. Buktikan bhw setelah di vaksin maka kasus HIV dan kanker akan meledak!! Vaksin FLu Vaksin paling beracun di dunia!”
Penjelasan
Menurut laman Turnbackhoax.id, klaim tentang bahaya efek samping vaksinasi sudah terbantahkan sejak dulu.
Laman CDC Amerika Serikat misalnya, menuliskan bahwa vaksinasi tidak menyebabkan seseorang mengalami autisme. Penelitian tentang dampak autisme terhadap vaksin pun sudah resmi dinyatakan sebagai hoax oleh kalangan medis.
Sementara itu melansir laman Health Line, masalah serius yang terjadi akibat vaksinasi sangat sedikit sekali. Efek samping memang ada, tapi biasanya dalam kategori ringan.
Sejumlah efek samping vaksinasi antara lain nyeri otot, kemerahan di bagian yang disuntik, demam, kelelahan dan sakit kepala.
Baca Juga: CEK FAKTA: WHO Bagikan Link Pendaftaran Vaksin Covid-19 Gratis
Efek samping vaksin flu mirip dengan efek samping vaksinasi Covid-19, yang saat ini sudah teruji secara klinis.
Sementara itu, infeksi HIV-AIDS tidak terjadi karena penyuntikan vaksinasi Covid-19. Pada Desember 2020 lalu, memang sempat beredar klaim bahwa uji coba salah satu vaksin Covid-19 di Australia telah membuat para relawan positif terinfeksi HIV.
Namun, menurut verifikasi Reuters, klaim ini keliru. Vaksin yang dimaksud adalah vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi CSL dan University of Queensland, Australia.
Vaksin Covid-19 ini menggunakan fragmen kecil protein virus HIV untuk menstabilkan vaksin. Produksi dihentikan setelah uji coba menunjukkan bahwa antibodi yang dihasilkan sebagai respons terhadap fragmen protein itu dapat menyebabkan hasil positif palsu dalam beberapa tes HIV.
CSL mengatakan “kandidat vaksin tidak mengandung virus HIV dan tidak ada kemungkinan dapat menyebabkan HIV”. Tes lanjutan pun menunjukkan tidak ada virus HIV di tubuh para relawan. Sementara dikutip dari laporan Live Science, tidak ada cara bagi vaksin untuk menyebabkan infeksi HIV, karena mengandung fragmen protein yang tidak berbahaya.
Sama halnya dengan kanker, yang 40 persen kasusnya di dunia terjadi karena virus, di antaranya kanker hati dan kanker serviks.
Berita Terkait
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
CEK FAKTA Foto Presiden Prabowo Terpajang pada Billboard di Israel, Asli atau Palsu?
-
Hoax Umrah Gratis Kemenag di TikTok, Begini Faktanya
-
CEK FAKTA: Anies Baswedan Siap Gantikan Prabowo Jadi Presiden, Heboh di Medsos!
-
CEK FAKTA: Isu DPR Sahkan UU Perampasan Aset Usai Demo Agustus 2025
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030