Suara.com - Penelitian dari Universitas Stanford menunjukkan bahwa paparan polusi udara di saat kanak-kanak bisa tingkatkan risiko penyakit di masa dewasa. Dalam hal ini, anak-anak yang terpapar polusi seperti asap kebakaran hutan dan knalpot selama satu hari mungkin mengalami tingkat penyakit jantung dan penyakit lain yang lebih tinggi di masa dewasa.
Melansir dari Medical Xpress, studi tersebut diterbitkan dalam Scientific Reports. Penelitian ini menegaskan penelitian sebelumnya bahwa udara yang buruk dapat mengubah regulasi gen yang dapat mempengaruhi kesehatan jangka panjang.
"Saya pikir ini cukup menarik bagi seorang dokter anak untuk mengatakan bahwa kami memiliki bukti polusi udara menyebabkan perubahan pada sistem kekebalan dan kardiovaskular yang terkait tidak hanya pada asma dan penyakit pernapasan," kata pemimpin penulis studi, Mary Prunicki.
"Tampaknya paparan polusi udara yang singkat dapat benar-benar mengubah regulasi dan ekspresi gen anak-anak dan mungkin mengubah tekanan darah, berpotensi meletakkan dasar untuk peningkatan risiko penyakit di kemudian hari," imbuhnya.
Menggunakan data anak-anak di daerah dengan polusi tinggi di California, peneliti menyimpulkan bahwa paparan partikulat halus yang dikenal sebagai PM2.5, karbon monoksida dan ozon dari waktu ke waktu dikaitkan dengan peningkatan metilasi, perubahan molekul DNA yang dapat mengubah aktivitasnya tanpa mengubah urutannya.
Perubahan ekspresi gen ini mungkin diturunkan ke generasi mendatang. Para peneliti juga menemukan bahwa paparan polusi udara berkorelasi dengan peningkatan monosit, sel darah putih yang memainkan peran kunci dalam penumpukan plak di arteri dan dapat memengaruhi anak-anak terhadap penyakit jantung di masa dewasa.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional