Suara.com - Aktris sekaligus penyanyi Gwyneth Paltrow mendapat teguran dari direktur medis NHS Inggris (sistem layanan kesehatan Britania Raya) karena dianggap menyebarkan informasi salah tentang virus corona Covid-19.
Pemain trilogi Iron Man ini telah menyarankan kepada publik untuk mengobati long Covid-19 dengan puasa intuitif, konsumsi koktail herbal, dan melakukan sauna infrmerah secara rutin, lapor The Guardian.
Puasa intuitif hampir sama seperti puasa intermittent. Perbedaannya, dilansir Inverse, bagian intuitif mengacu pada pengembangan perhatian dan kesadaran yang diperlukan tubuh dalam mengatur apa yang harus dimakan dan waktu puasa.
Bintang Hollywood, yang juga pernah memasarkan ramuan baru tetapi belum terbukti, ini menulis di unggahan blog terbarunya bahwa ia terinfeksi virus corona dan sejak saat itu mengalami kelelahan dan kabut otak.
Kemudian ia mulai menjalani diet keto dan makanan berbasis tumbuhan. Paltrow berpuasa sampai jam 11 pagi setiap hari, mengonsumsi air kelapa yang kaya asam amino, kombucha, dan kimchi bebas gula.
Paltrow juga merekomendasikan suplemen Madame Ovary dan Seedlip. Ia mengatakan bahwa produk tersebut adalah koktail nonalkoholik herbal.
"Saya melakukan sauna infra merah sesering mungkin, semuanya untuk pengobatan," kata wanita 48 tahun ini.
Tak hanya itu, Paltrow mengaku bahwa ada bukti cara pengobatan ini manjur.
"Saya telah melakukan penelitian besar dan menemukan beberapa hal hebat untuk apa yang aku lakukan," sambungnya.
Baca Juga: Penderita Gejala Ringan Bisa Mengalami Long Covid-19 Hingga Berbulan-bulan
Namun, sarannya itu dibantah keras oleh direktur medis nasional untuk NHS Inggris, Stephen Powis. Ia mendesak figur publik seperti Paltrow untuk tidak menyebarkan informasi salah.
"Dalam beberapa hari terakhir saya mengetahui Gwyneth Paltrow menderita efek Covid-19. Kami berharap dia baik-baik saja, tetapi beberapa solusi yang dia rekomendasikan bukanlah solusi yang kami rekomendasikan di NHS," kata Powis.
Menurutnya, long Covid-19 perlu ditangani secara serius dan menerapkan ilmu sains.
"Semua influencer yang menggunakan media sosial memiliki tanggung hawab dan kewajiban untuk memperhatikannya," kanjut Powis.
Powis menegaskan informasi yang salah tentang virus corona dapat terdengar ke penjuru dunia, virus juga bermutasi, dan berkembang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar