Suara.com - Beberapa orang tidak terganggu oleh hawa dingin, tidak peduli seberapa rendah suhunya. Namun ada juga yang mudah kedinginan, kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh genetik orang tersebut.
Sebuah penelitian baru yang terbit dalam jurnal Cell, menunjukkan varian genetik umum dalam gen otot rangka, yakni alpha-actinin-3 (ACTN3), memengaruhi ketahanan orang terhadap suhu dingin.
Studi ini dilakukan oleh Victoria L. Wyckelsma dari Departemen Fisiologi dan Farmakologi, Biomedicum, Karolinska Institutet. Ia bekerja sama dengan peneliti dari Lituania, Swedia, dan Australia.
Dilansir The Conversation, penelitian menunjukkan kekurangan protein otot ACTN3 dapat membuat orang mempertahankan suhu inti tubuh lebih tinggi dan tidak akan terlalu menggigil saat terkena dingin.
Peneliti mengamati 42 pria berusia 18 hingga 40 tahun dari Kaunas, Lituania selatan, saat terpapar air dingin selama maksimal 120 menit, atau sampai suhu inti tubuh mereka mencapai 35,5 derajat Celcius.
Mereka membagi paparan menjadi periode 20 menit dalam cuaca dingin dan beristirahat 10 menit pada suhu kamar. Kemudian, peneliti membuat dua kelompok berdasarkan genotipe ACTN3.
Hasilnya, hanya 30% peserta dengan protein ACTN3 yang dapat bertahan 120 menit saat terpapar suhu dingin. Sedangkan dalam kelompok orang tanpa ACTN3, sebanyak 69% mampu menyelesaikan tantangan itu.
Selain itu, peneliti juga menemukan banyak peserta yang menggigil berasal dari kelompok orang dengan kadar ACTN3 lebih tinggi.
"Studi kami menunjukkan perubahan genetik yang disebabkan oleh hilangnya alpha-actinin-3 di otot rangka memengaruhi seberapa baik kita menolerir suhu dingin," tulis Wyckelsma.
Baca Juga: Efek Samping Vaksin Pfizer bagi Penyintas Covid-19, Salah Satunya Menggigil
Namun, Wyckelsma mengatakan perlu adanya studi lebih lanjut untuk melihat apakah hasilnya akan sama pada kalangan wanita.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan