Suara.com - Karena rasanya yang lezat, banyak orang suka menyantap makanan atau minuman manis. Namun sebaiknya jangan belebihan mengonsumsinya, sebab bisa berefek pada penuaan kulit yang membuat Anda cepat terlihat lebih tua.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Sebab ketika Anda banyak mengonsumsi gula dan karbohidrat olahan seperti nasi putih, roti dan pasta, kadar gula darah dalam tubuh menjadi tinggi.
Akibatnya, molekul gula terikat secara permanen ke protein, termasuk kolagen di kulit, di mana proses ini dikenal sebagai glikasi. Ini menghasilkan reaksi kimia pada kulit, yang membuat permukaannya lebih kaku dan tidak fleksibel, menyebabkan penuaan dini yang membuat kulit lebih keras dan lebih keriput, demikian dilansir dari Healthisa.
Glikasi merupakan kerusakan kulit dari dalam akibat konsumsi gula berlebih. Ini menghasilkan tiga tanda penuaan yang paling dihindari, yakni kerutan, garis halus, dan perubahan warna kulit.
Selain itu, konsumsi banyak gula bahkan dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kendur karena kolagen dan elastin rusak sehingga berubah bentuk.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Nutrition, di mana para peneliti mempelajari pola makan dari 453 orang dewasa yang tinggal di berbagai negara. Mereka menemukan bahwa orang yang mengonsumsi lebih banyak ikan, minyak zaitun, dan kacang-kacangan kurang rentan terhadap keriput dibanding orang yang makan lebih banyak daging, mentega, produk susu berlemak tinggi, dan gula.
Secara khusus, daging olahan, minuman ringan, dan kue kering dikaitkan dengan lebih banyak kerutan kulit. Sedangkan kacang-kacangan, sayuran berdaun hijau, asparagus, kacang-kacangan, zaitun, apel, dan pir dikaitkan dengan penurunan penuaan kulit.
Namun tak hanya penuaan, produk akhir glikasi lanjutan juga berkontribusi pada kerusakan jaringan ikat, peradangan kronis, penyakit jantung, dan diabetes.
Sehingga, pilihan diet dan gaya hidup dapat memengaruhi seberapa cepat efek glikasi dapat terlihat pada kulit. Jadi sebaiknya hindari atau batasi konsumsi makanan yang tinggi gula dan karbohidrat olahan, merokok, daging olahan, alkohol berlebih, minuman bersoda dan banyak permen olahan serta makanan yang digoreng.
Baca Juga: Ahli Vaksin China: Vaksin mRNA Berbahaya bagi Kelompok Orang Tertentu
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
Profil Superbank (BSPR): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
-
Jelang Nataru, BPH Migas Pastikan Ketersediaan Pertalite Aman!
-
Dua Emiten Pemenang Lelang Frekuensi 1,4 GHz Komdigi: Penawaran Capai Rp 400 Miliar
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
Terkini
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan
-
9 Penyakit 'Calon Pandemi' yang Diwaspadai WHO, Salah Satunya Pernah Kita Hadapi
-
Kabar Baik Pengganti Transplantasi Jantung: Teknologi 'Heart Assist Device' Siap Hadir di Indonesia
-
Jennifer Coppen Ungkap Tantangan Rawat Kulit Sensitif Anaknya, Kini Lebih Selektif Pilih Skincare
-
Titiek Soeharto Klaim Ikan Laut Tidak Tercemar, Benarkah Demikian?
-
Bukan Cuma Kabut Asap, Kini Hujan di Jakarta Juga Bawa 'Racun' Mikroplastik
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?